Lihat ke Halaman Asli

M Ammar Mahardika

Service Engineer PT ALTRAK 1978

Kisah Pilu Afrikaans

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Piala Dunia (PD) 2010, yang diselenggarakan di negara dan benua baru (Afrika Selatan, benua Afrika), membuat kejutan-kejutan baru. Prancis dan Italia tersungkur di fase grup. Inggris, Jerman dan Spanyol hampir tidak lolos ke fase selanjutnya. Lalu, bagaimana dengan nasib tim-tim dari Benua Hitam? Cukup mengejutkan, pasalnya bermain penuh dukungan karena bermain di benua sendiri tidak membuat semua dari mereka lolos ke perdelapan final. Afrikaans (orang Afrika dalam bahasa Belanda) pun kecewa karena tidak lolosnya 4 dari 5 tim Afrika ke perdelapan final PD 2010.

Mari kita mulai dengan sang tuan rumah Afrika Selatan (Afsel). Dukungan penuh datang sebelum PD dimulai, seperti Presiden Afsel Jacob Zuma yang bahkan bersumpah pagelaran PD 2010 di Afsel bakal sukses, lalu mengundang Carlos Alberto Parreira, pelatih pembawa Brasil juara PD 1994, untuk melatih tim Bafana-bafana (berarti “boys” dalam bahasa Zulu). Hasilnya, pertandingan pertama pun cukup memuaskan; imbang dengan Meksiko, bahkan sempat unggul terlebih dahulu lewat gol Siphiwe Tsabhalala sebelum dibalas Marfael Marquez. Namun di pertandingan selanjutnya langkah mereka tidak mulus. Mereka dibantai 0-3 oleh Uruguay. Laga terakhir melawan Perancis. Akhirnya mereka menang dengan skor 2-1. Mereka berakhir di nomor 3 klasemen grup A, melangkah ke luar stadion dengan kepala tegak walau tidak lolos ke tahap selanjutnya, dan menjadi tuan rumah pertama yang tak lolos ke 16 besar.

Bagaimana dengan Nigeria? Bergabung dengan Argentina, Yunani dan Korsel, Lars Lagerback memasang taktik serangan balik yang cepat di pertandingan pertama melawan Argentina. Hasilnya, mereka hanya kalah tipis 0-1, berkat serangan balik yang merepotkan serta permainan gemilang Vincent Enyeama, kiper yang bermain di Hapoel Tel-Aviv, Israel. Permainan cantik pun diperagakan Joseph Yobo dkk. Melawan Yunani, namun petaka hadir saat Sani Kaita diganjar kartu merah karena melakukan hal tak pantas dengan menendang pemain Yunani. Nigeria yang saat itu unggul 1-0 semangatnya meluntur dan akhirnya menyerah 1-2. Menjadi juru kunci grup B dan tak ada kesempatan lolos tak membuat Nigeria patah arang. Mereka tetap menunjukkan mental keep fighting dan dapat menahan imbang Korea 2-2 dan menjadi satu-satunya poin yang dapat diraih mereka di fase grup.

Kamerun pun demikian. Berada di grup E bersama Belanda, Jepang dan Denmark seharusnya tidak menyulitkan anak-anak asuh Paul Le Guen ini. Namun meremehkan lawan ini jadi petaka. Kalah dari Jepang 0-1 karena serangan balik yang cepat, kalah 1-2 dari Denmark dan kalahdengan skor yang sama melawan Belanda membuat Samuel Eto’o cs. menjadi juru kunci klasemen dengan nilai 0.

Pantai Gading pun demikian. Dibayar dengan gaji tertinggi diantara pelatih-pelatih lain di PD, Sven Goran Eriksson gagal memberikan hasil baik untuk Pantai Gading. Pertadingan pertama melawan Portugal di grup G hanya 0-0. Melawan Brasil kalah 1-3, Drogba mencetak gol pertamanya di PD 2010. Walau menang telak 3-0 atas Korea Utara, mereka kalah poin dari Portugal yang “bermain mata” saat pertandingan terakhirnya dengan Brasil.

Aljazair pun tak jauh beda dari tim-tim yang tak lolos. Tim asuhan Sabah Sadaane ini tidak mencetak satu gol pun, mulai di pertandingan pertama di grup C melawan Slovenia, yang berujung pada kekalahan Aljazair oleh gol Robert Koren hasil blunder kiper Faouzi Chaouchi. Di pertandingan terakhir, moral mereka naik karena dapat menahan imbang Inggris tanpa gol di pertandingan sebelumnya, namun harus tunduk oleh gol tunggal Landon Donovan di masa injury time. Aljazair pun menjadi juru kunci grup C

Hanya Ghana yang sukses mengibarkan benderanya sendiri di benuanya di lapangan setelah dipastikan lolos ke 16 besar PD 2010 walau kalah 0-1 dari Jerman. Pertandingan pertama, mereka menang tipis 1-0 lawan Serbia oleh penalti Asamoah Gyan. Pertandingan kedua melawan Australia imbang 1-1. Mereka pun lolos dengan posisi runner-up grup D.

Jadi, masih adakah peluang tim Afrika lolos ke putaran selanjutnya? Atau langsung ditendang di babak 16 besar?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline