Lihat ke Halaman Asli

Ammar Kadafi

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Temui Aku di Penyesalan yang Tak Bisa Kau Perbaiki Lagi

Diperbarui: 27 September 2024   18:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Ilustrasi: pixabay.com

Ada perasaan yang tak pernah memilih untuk datang, ia sekadar muncul tanpa diundang, menyelinap ke dalam hati tanpa izin. Itulah cinta yang tumbuh dalam diriku, cinta yang kutahu hanya satu arah, tapi tetap kucoba pelihara, berharap suatu hari akan berbalik.

Aku mencintaimu dengan tulus, dengan segala kekurangan dan kelebihan yang kumiliki. Tapi di antara semua harapanku, ada satu kenyataan pahit yang tak bisa kusangkal: kau tak pernah mencintaiku. Setiap senyummu, setiap kata-katamu yang ramah, seolah memberi secercah harapan, namun pada akhirnya, aku hanya menipu diriku sendiri.

Kau tahu, aku pernah berpikir bahwa cinta adalah sesuatu yang akan kau balas jika kau tahu seberapa dalam perasaanku. Tapi aku salah. Cinta tidak bekerja seperti itu. Cinta tak bisa dipaksa, tak bisa diharapkan tumbuh hanya karena satu pihak menginginkannya. Dan di sanalah aku, mencintaimu dalam diam, merasakan getarannya yang hanya berbalas hening.

Saat kau berkata bahwa tak ada harapan untuk kita, hatiku hancur. Bukan karena kenyataan itu tidak pernah kusadari, tapi karena kau akhirnya mengatakannya dengan tegas. Aku tahu, aku tak bisa menyalahkanmu. Kau tak pernah memberi janji, tak pernah berkata bahwa kau merasakan hal yang sama. Hanya aku yang membangun mimpi-mimpi itu sendiri.

Kini, semua harapan yang kubangun runtuh, dan aku berdiri di reruntuhan itu, bertanya pada diriku: apakah semua ini sia-sia? Apakah mencintaimu tanpa balasan adalah sebuah kesalahan? Di dalam hati, aku tahu jawabannya. Tidak, mencintaimu bukan kesalahan. Tapi mengharapkan kau mencintaiku kembali, itulah penyesalan yang kini kurasa.

"Temui aku di penyesalan yang tak bisa kau perbaiki lagi," ucapku dalam bisikan, bukan untukmu, tapi untuk diriku sendiri. Karena aku tahu, penyesalan ini hanya milikku, sama seperti cintaku padamu yang hanya satu arah. Aku harus belajar menerima bahwa ada hal-hal yang tak bisa dipaksa, dan cinta adalah salah satunya.

Kau mungkin tidak akan pernah tahu seberapa dalam perasaanku, dan itu tak apa. Yang terpenting sekarang, aku belajar untuk melepaskan, meski rasa itu masih ada. Melepaskan bukan berarti melupakan, tapi menerima bahwa tak semua cinta harus berbalas.

Dan pada akhirnya, meski hanya aku yang mencintai, aku akan baik-baik saja. Karena aku telah mencintai dengan sepenuh hati, meskipun tak ada balasan di sisi lain.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline