Lihat ke Halaman Asli

Ammarista Dzakiyya A

Siswa MTsN 1 Kota Malang

Anak Emas (Prolog)

Diperbarui: 7 Oktober 2024   08:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Ammaa, bangun!"

"Hemmmmm...." aku menggeliat di kasurku. Sesaat kemudian, aku bangkit duduk.

Empat teman kamarku sudah bangun semua. Tiga orang yang menginap juga sudah bangun. Aku hendak mencuci muka, tapi kamar mandi masih dipakai. Aku memutuskan menunggu.

Setelah mencuci muka, aku mengganti baju tidurku dengan gamis dan kerudung. Dengan langkah gontai, aku keluar kamar, mengambil sandal, dan turun menuju lantai 1.

Tidak banyak yang ingin kuceritakan. Inilah aku, yang biasa dipanggil Amma---seharusnya Kiyya. Seorang gadis SMP kelas 8 yang merantau ke Kota Malang dan tinggal di asrama.

Karena berhalangan, aku duduk di barisan paling belakang di masjid. Asrama---atau lebih sering disebut ma'had---memerintahkan santriwati yang berhalangan untuk tetap ke masjid. Setelah sholat Subuh dilaksanakan, para jamaah berdzikir dan berdoa. Kemudian kami turun dari masjid dan melaksanakan tugas bersih-bersih.

Kelas 8 mendapat jadwal membersihkan lobi ma'had. Termasuk area ruang makan dan depan lobi. Sedikit malas, sih. Hei! Kami baru bangun tidur, loh. Sudah disuruh bersih-bersih. Nevermind, kalau tidak bersih-bersih, kami akan dihukum.

Hari ini aku harus mengikuti olimpiade fisika online. Sedikit kesulitan melaksanakannya tanpa bantuan orangtua. Maksudku, mengatur device untuk pengerjaan soal dan pengawasan.

Tapi sialnya, mataku ini terasa berat dan terus-menerus ingin menutup, hingga aku akhirnya memutukan tidur sebentar dan berniat bangun pada pukul 6 pagi. Sialnya, aku baru bangun pukul 7 kurang 10 menit, dan aku bergegas mandi dan sarapan. Untung saja masih bisa dikondisikan, dan koneksi internet yang lancar, dan, fiuh! Olimpiade selesai!

Ini bukan pertama kalinya aku mengikuti olimpiade. Sudah berkali-kali, sejak kelas 2 SD, seingatku. Dan aku sudah berkali-kali memenangkan olimpiade hingga nasional. Itu cukup membanggakan, kurasa. Hingga aku masuk MTsN 1 Kota Malang melalui jalur undangan dan tinggal di ma'had sebagai anak olimpiade. Berat sekali, terutama di awal-awal kelas 7. Namun aku yakin, semuanya akan baik-baik saja. Let it all flow.

Namun, aku hanyalah gadis biasa. Otaku anime, penggemar berat Boboiboy, cinta luar angkasa, menyukai teman lawan jenis, hal-hal yang normal. Aku tidak suka diperlakukan spesial bagai anak emas. Karena diperlakukan sebagai anak emas sudah membuatku takut dan benci.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline