Lihat ke Halaman Asli

Ammarista Dzakiyya A

Siswa MTsN 1 Kota Malang

Apakah Kalian Mengerti?

Diperbarui: 2 September 2024   21:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang gadis SMP kelas 8 memasuki kelasnya yang ramai. Kita panggil saja gadis A. Kisahnya unik, dan bisa saja tidak kalian sangka.

Hari-harinya di sekolah biasa saja, tidak ada yang spesial. Semuanya kelabu, tidak ada yang tahu jelas bagaimana kehidupan gadis A. Beberapa mengatakan dia nolep, bahkan anti-sosial.

Gadis A sampai di rumahnya setelah 7 jam berkutat dengan pelajaran. Dia meletakkan tasnya di kamar, kemudian mengambil baju ganti dan pergi mandi. Selepas mandi, gadis A menyisir rambutnya dan mengepangnya menjadi dua. Dua kepang itu dia gabungkan dan diikat. Setelah merasa rambutnya rapi, dia mengambil handphone miliknya dan membuka aplikasi Kamera untuk merekam sebuah video. Gadis A mengerjakan tugas sekolahnya untuk bercerita.

"Halo, perkenalkan, aku gadis A. Aku akan menceritakan kisah yang, kuharap, bisa kalian pahami, dan ambil hikmahnya," gadis A mulai berbicara setelah menekan tombol untuk memulai merekam.

"Anak ini bernama Cia. Bagi sebagian kecil orang, dia sangat berharga. Namun, sayangnya, banyak sekali orang-orang yang menganggap Cia sebagai anak biasa, seorang anak SD kelas 6 pada umumnya."

"Sejak kelas 4 semester genap, Cia mengikuti olimpiade bergengsi di negaranya. Dilakukan secara bertahap, dari tingkat Kecamatan, Kabupaten, Provinsi, dan yang terakhir, Nasional. Hebatnya, Cia berhasil lolos hingga tingkat Nasional pada akhir kelas 4. Hari-harinya dipenuhi pembinaan. 

Cia tidak pernah masuk sekolah. Dia fokus dengan olimpiade, yang sebenarnya dia saja tidak mau---disuruh oleh orangtua. Kalian bayangkan. Betapa besar perjuangan yang dia lalui. Mempelajari sesuatu yang sebenarnya masih jauh di atas tingkat sekolahnya saat ini. Namun sayangnya, Cia justru tidak mendapat medali pada tingkat Nasional."

"Cia mengikuti olimpiade itu lagi pada kelas 5 semester genap. Dengan mudah, Cia lolos menuju tingkat Provinsi, dan Nasional. Perjalanannya lebih rumit lagi kali ini, karena sebuah kejadian sebelum menjalani pembinaan. Dia justru dijauhi, dan dikhianati oleh sahabatnya sendiri. Walau dijauhi, Cia setidaknya masih punya teman untuk sekedar mengobrol. Hari demi hari berlalu, dan olimpiade tingkat Nasional itu tiba. Berkat hasil jerih payahnya, Cia mendapatkan Medali Perak."

"Cia sudah mengharapkan ucapan selamat dari temannya. Namun, di hari pertama dia kembali bersekolah, tidak ada reaksi apapun. Tidak ada ucapan, 'Yeaaaaayyy Cia baliiikkkk!!!', bahkan 'Selamat yaaa!!' yang dia nanti-nanti. Beberapa hari kemudian, seorang ibu-ibu dari pusat pendidikan datang, dan berkata, 'Teman kalian, Cia, sudah mendapatkan Medali Perak di olimpiade terbaik di negara ini. Ayoo, sudah ngucapin selamat belum, nih, ke Cia?'. Hal yang meremas hati Cia adalah ketika teman-temannya kompak menjawab, 'Sudaah'."

Gadis A mengambil sebuah kertas kosong.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline