"Antari, temani aku mengamati Supermoon Blue Moon nanti malam, ya!" seru seorang gadis berambut hitam yang dikuncir kuda.
"Eh? Bagaimana kalau kamu dimarahi lagi karena keluar rumah malam-malam?" Antari, temannya yang berambut cokelat sepunggung itu menoleh.
"Alah, itu mah gampang! Papa masih sibuk di pulau seberang, Mama juga ada jadwal piket di rumah sakit malam ini."
Gadis yang sedang berbicara dengan nada menggebu-gebu ini bernama Virgo. Dia memiliki sahabat bernama Antari. Virgo dan Antari tinggal di sebuah desa yang bernama Desa Hoshi. Di desa mereka, setiap orang harus memiliki nama yang berkaitan dengan luar angkasa.
"Pembantumu gimana?"
"Orangnya masih mudik, lagipula aku sudah sering sendirian di rumah, kok. Ayo, pleaseeee!!" seru Virgo dengan nada memelas. Mereka sedang bersepeda pulang dari sekolah.
"Duuh, iya, deh," Antari menganggukkan kepalanya.
"Yes!" Virgo mengepalkan tangannya.
Malamnya, Virgo sudah berada di puncak bukit kecil. Rumahnya terletak tak jauh dari bukit itu, jadi dia bisa ke sana menggunakan sepeda. Virgo menyiapkan teleskop, kamera, kemudian menggelar tikar sebagai alas duduk.