Lihat ke Halaman Asli

Ammara Nayla

Mahasiswa Jurnalistik Universitas Padjadjaran

Islam Itu Rahmatan Lil 'Aalamiin, dan K-Wavers Termasuk di Dalamnya

Diperbarui: 3 Juli 2024   15:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tampilan Utama pada Website Resmi XKWavers | Sumber: xkwavers.id

 

Pemuja oppa, pecinta plastik, dan berbagai julukan lainnya telah disematkan masyarakat awam kepada kami, para K-wavers. Kami yang menikmati bacaan, musik, drama, makanan, dan berbagai produk budaya dari Korea Selatan. Julukan-julukan yang muncul tersebut saya rasa dapat menggambarkan betapa buruknya kami di pandangan mereka. 

Memang kami tetaplah manusia yang tempatnya salah dan lupa, termasuk ketika kami melakukan kegiatan sebagai seorang penggemar. Terutama kami, K-wavers yang beragama Islam, termasuk penulis opini ini. Saya terkadang terlalu berlarut-larut dalam menyukai sampai masuk ke angan-angan yang saya sendiri sadar bahwa itu hampir mustahil terjadi. Tidak hanya itu, saya bahkan rela memotong uang makan setiap harinya demi dapat membeli album K-Pop, berlangganan situs streaming digital untuk melakukan streaming drama, merchandise, atau bahkan menonton konser artis-artisnya.

Dalam perspektif Islam, tentu saja hal yang saya lakukan itu adalah perbuatan yang sangat sia-sia. Menyia-nyiakan waktu, menyia-nyiakan uang, membuat saya terdistraksi dari peran yang harus saya jalankan, yaitu khalifah di muka bumi ini. Saya sadar betul ini juga yang membuat mereka yang "sudah ngaji" enggan untuk bergaul dengan kami. Sebagian yang masih peduli mungkin ada yang menegur, menasehati, walaupun memang terkadang dengan cara+cara yang kurang mengenakkan. Kemudian, sebagian lainnya hanya bisa memandangi kami dari jauh sambil menggelengkan kepala.

Lantas saya teringat firman Allah SWT dalam Al-Qur'an yang berbunyi:

"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam." (QS. Al-Anbiya/21: 107)

Rasulullah Muhammad SAW diturunkan sebagai penutup para nabi yang seluruhnya diberikan tugas yang kurang lebih sama, yaitu menyebarkan Islam ke seluruh alam. Ya, Islam adalah rahmat dari Allah  bagi seluruh alam semesta. Inilah yang saya sayangkan dalam konteks bagaimana orang-orang, terutama muslim, memandang kami para K-Wavers.

Sebagai bagian dari alam semesta, seharusnya kami dapat turut merasakan Rahmat tersebut melalui rangkulan dari orang-orang yang lebih paham agama, disertai dengan nasihat yang tulus tanpa penghakiman. Akan tetapi, yang seringkali kami dapati justru malah sebaliknya. Contoh nyatanya adalah bagaimana julukan-julukan yang telah saya sebutkan di awal dapat muncul di tengah masyarakat.

Dalam sebuah ceramahnya, Ust. Hanan Attaki pernah menjelaskan bahwa dakwah dalam Islam adalah seni memikat hati. Tentunya butuh cara yang berbeda-beda dalam upaya memikat hati seseorang. Ada yang dapat terpikat dengan dipuji, ada yang dapat terpikat karena diberi hadiah, atau bahkan ada yang dapat terpikat hanya dengan didengarkan ceritanya. Berbeda orang, berbeda pula caranya. Berbeda kalangan, berbeda pula pendekatan yang harus digunakan. 

Pembahasan di atas juga terkait dengan bagaimana Ust. Felix Siauw membagi tiga aspek dalam persuasi dakwah. Tiga aspek tersebut adalah bagus, baik, dan benar. Aspek benar dan baik ini kurang lebihnya sudah diterapkan dengan baik oleh sebagian besar pendakwah. Akan tetapi, beliau menilai bahwa aspek bagus masih sangatlah kurang dalam gerakan-gerakan dakwah yang ada. Aspek bagus inilah yang berkaitan dengan bagaimana memikat hati seseorang dengan pesan dakwah yang kita bawa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline