Untuk selamat dari gempa, Anda perlu mengetahui kedatangan bencana itu enam detik sebelumnya. Namun, sejauh ini tak ada cara untuk mengetahui kapan gempa terjadi.
Para peneliti Universitas Stanford dan Universitas California, Riverside, Amerika Serikat, mengembangkan cara baru untuk mendeteksi gempa. Cara ini menggunakan jaringan laptop yang tersebar di seluruh dunia. Laptop-laptop tersebut dilengkapi dengan sensor akselerometer yang dapat mendeteksi getaran gempa.
Dengan cara ini, penduduk sebuah wilayah dapat mendapat informasi bahwa gempa terjadi di wilayah lainnya enam detik lebih cepat. Perbedaan waktu sekecil ini bisa berarti banyak, karena kematian akibat gempa biasanya disebabkan oleh bangunan runtuh. Enam detik mestinya cukup untuk berlari ke luar bangunan.
Mulai beroperasi awal tahun ini, sekitar 300 laptop di seluruh dunia sudah bergabung dalam jaringan ini. Sejauh ini tak satu pun laptop itu yang berasal dari Indonesia, padahal negeri ini dikenal sebagai negara yang kerap diterpa gempa. Para penggagas jaringan ini berharap, ke depannya akan ada lebih banyak komputer portabel yang bergabung dengan jaringan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H