Lihat ke Halaman Asli

Dian Cintaku

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau serupa pagi yang membentangkan kerinduan pada malam-malam kemenangan.

Kau laksana terang dian putih yang dibawah sang musafirtembus pekat malam yang berkabut dan menusuk.

Maaf aku pernah merindukanmu

Beritahu jika ini salah

Katakan itu bila semuanya keliru

Aku hanya coba mengeja rima cerita kita

Dialektika klise sebuah rasa, mungkin juga kemunafikan

Kita terbiasa memenjarakan hati ini

Trus hidup dalam ketidaktahuan yang klise

Tetapi sebuah pagi telah menulis bagian lain dari kisah ini

Kita hanya perlu tahu dan bersabar menebak waktu

Menyelami setiap rahasia yang dijejalkan pada garis jalan ini

Lalu rebah dalam peluk sukma khidmat sebuah syukur

Kita kini tak lagi sendiri...

***

Jogja, 17 Januari 2012

Pada suatu pagi di langit yang kelabu.

Tuhan yang paling tahu dan paham apa yang terbaik bagi anak-anakNya. Bahkan kadang, kita perlu melewati jalan yang tampak berbeda, jalan yang tidak biasa, untuk akhirnya sampai pada sebuah pemaknaan, Tuhan menjadikan segalanya indah pada waktunya, bahkan dengan cara-cara yang aneh dan ajaib.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline