Lihat ke Halaman Asli

Amita Gustina

Mahasiswa ipmafa

Banjir tahunan Kembali Melanda Kuansing khususnya Pangean

Diperbarui: 13 November 2020   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sudah menjadi kebiasaan atau tradisi dan tak asing lagi jika banjir selalu datang dan melanda kabupaten Kuansing khususnya daerah pangean setiap tahunnya yang terjadi pada akhir tahun yang di pengaruhi oleh factor iklim dan cuaca di daerah pangean di akhir tahun yaitu pada musim hujan ketika berlangsung.  

Daerah pangean ini terletak sangat dekat dengan sungai Batang kuantan dan banyak di kelilingi oleh anak-anak sungai.

Selasa (10/11/2020)  november pangean di kejutkan dengan kedatangan banjir secara mendadak pada malam harinya, di berbagai desa khususnya desa koto, penghijauan, pasar baru dan lain sebagainya.


Akibat dari luapan sungai dan bendungan yang tidak dapat lagi menahan debet air dikarenakan hujan selama tiga malam tiada henti mengakibatkan banjir secara mendadak dan yang di perkirakan datang sekitar jam 23.00 wib,  yang mengakibatkan puluhan rumah terendam serta faktor lainya yaitu air banjir kiriman dari rambahan atau daerah sekitar yakni kecamatan logas tanah darat yang lebih dahulu terkena banjir.


Korban jiwa memang tidak ada, hanya saja banyak kolam ikan masyarakat yang terdampak. Ada kolam terendam banjir di penghijauan, yang banyak para peternak ikan memanen ikan- ikannya tersebut. Dan juga saluran utama irigasi menjadi roboh akibat derasnya air,yang diharapkan oleh masyarakat agar saluran tersebut semoga dapat segera di perbaiki.


Akibat dari banjir tersebut pun banyak juga sawah menjadi kebanjiran. namun, nasib baik berpihak kepada masyarakat Pangean di karenakan masih belum melakukan tanam benih atau memulai persawahan di daerah tersebut, dan ini juga menjadi alasan mengapa di daerah Pangean hanya melakukan tanam benih atau bersawah sekali saja dalam setahun di karenakan mereka takut jika mereka menjadi gagal panen nantinya, yang akan mendapat kerugian besar nantinya kepada mereka.


Akibat dari banjir ini pun juga mengakibatkan kebun ubi atau singkong menjadi tumbang akibat tidak dapat menahan air, sehingga banyak para petani yang menanam singkong tersebut memanennya dan menjual serta membagi-bagikannya kepada saudaranya.


Banjir setinggi 15-25 cm itu yang berlangsung selama 2 hari itupun langsung menarik masyarakat pangean menjadi ajang wisata dadakan dengan datang beramai-ramai. masyarakat mengunjungi daerah yang terkena banjir terutama anak-anak untuk mandi, dan orang tua yang menemani anaknya untuk berenang dan berfoto disana.


Akibat dari wisata dadakan tersebut jalanan menjadi macet oleh sekerumunan  masyarakat yang berkumpul di jalanan .Dan juga banyak para pedagang makanan dan minuman yang berjualan di karenakan banyak masyarakat yang mendapatkan ajang wisata dadakan di daerah Pangean yang terkena banjir tersebut, sehingga di takutkan akan banyak sampah nantinya.


Setelah banjir mulai surut selama sekitar 2 hari, masyarakat pangean yang khususnya daerah yang terkena dampak banjir itu mendapatkan bantuan seperti berupa beberapa mie instan dan lain sebagainya dengan cepat.


Kamis tanggal (12/11/2020) november  masyarakat yang terkena banjir membersihkan sisa-sisa lumpur dari banjir. Dan kembali beraktifitas seperti biasa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline