SUKOHARJO - Kasus perkusi yang sedang marak di dunia pesantren menjadi pembicaraan yang hangat bagi dunia pendidikan beberapa hari ini. Hal ini, bahkan menjadi perhatian dari Ka Kemenag Kab. Sukoharjo, Drs. H. Muh. Mulai, M. Pdi.
Sehingga, menurutnya, saat ini cukup prihatin dengan adanya beberapa informasi yang saat ini viral, dimana faktanya ada kasus kekerasan/penganiayaan di Ponpes santri yang dilakukan oleh senior dan yunior hingga mengakibatkan meninggal dunia.
"Ponpes seharusnya mengadopsi Ponpes ramah anak, perlu komitmen bersama bahwa kekerasan di Pondok yang pernah ada, maka kasus kekerasan ini jangan sampai terulang. Jangan sampai senior memperkusi yunior, contohnya senior memperkusi/bulying ke santri yunior,"kata Ka Kemenag Sukoharjo.
"Kita harus membangun budaya santri patuh kepada Kyai, santri selama didalam harus mentaati tata tertib Ponpes begitu juga setelah keluar agar bisa mentaati peraturan masyarakat, bagian dari upaya agar bisa mewujudkan Program Pesantren Ramah Anak," tandasnya lagi saat menyampaikan materi Wawasan Kebangsaan di Ponpes PPTQ Ulul Albab, Glodog, Polokarto, Sukoharjo, Jawa Tengah, Jum'at, 23 September 2022.
Sehingga menurutnya, belajar tentang Islam harus dilakukan secara menyeluruh, artinya jangan hanya bagian tertentu saja atau sepotong-sepotong serta tidak salah menafsirkan pemahaman dan tidak menyalahkan orang lain termasuk bagi umat agama yang berbeda.
"Alqur'an harus dipedomani dan diamalkan dengan baik dalam setiap sendi kehidupan, dengan adanya kecintaan maka akan timbul sikap saling menghormati," ucap Muh. Mulai.
"Kita harus membangun budaya santri patuh kepada Kyai, santri selama didalam harus mentaati tata tertib Ponpes begitu juga setelah keluar agar bisa mentaati peraturan masyarakat, bagian dari upaya agar bisa mewujudkan Program Pesantren Ramah Anak,"
Direktur Ponpes PPTQ Ulul Albab Ustadz Abdurrahman menegaskan agar santri membangun pondasi ketaqwaan dalam kehidupan keluarga, bermasyarakat dan bernegara.
"Ponpes Ulul Albab Tahfizul Quran program utama orientasinya adalah santri menghafal Alquran 30 jus, Ponpes lama sejak 1996 yang terus isriqomah di Sukoharjo kemudian menjamur Ponpes sejenis sampai hari ini. Untuk santri Putra dan Putri jumlah 678, lokasinya di pisah saat ini terus sedang pengembangan asrama baru," ucap Ustadz Abdurahman.
Aipda Afandi Sat Bimmas Polres Sukoharjo yang juga hadir dalam kegiatan tersebut berharap agar silaturahmi ini bisa saling mengenal dan bersatu.