Penyerbuan Lapas IIB Cebongan, Sleman yang dilakukan gerombolan bersenjata, Sabtu (24/3) dini hari terus memunculkan fakta yang mencengangkan dan mengerikan.
Hasil investigasi hari pertama Komnas HAM menemukan fakta setelah orang-orang yang menggunakan tutup kepala itu mengeksekusi 4 orang tersangka pembunuhan personel TNI, mereka langsung bertepuk tangan. Bukan itu saja, mereka juga memaksa narapidana lain yang ada di tempat itu untuk bertepuk tangan.
Komisioner Komnas HAM Siti Nurlela saat ditemui di Lapas Cebongan, Selasa (26/3) mengaku bingung dengan sikap itu. Apa motivasi para pelaku memaksa napi tepuk tangan?
Sehari sebelumnya Kapolda DIY Brigjen Sabar Raharjo mengatakan ditemukan 31 proyektil di tubuh empat korban. Jika benar, berarti satu orang ditembak rata-rata 7-8 kali. Sebagian besar di bagian kepala.
Saat masuk ke sel pelaku langsung memanggil nama yang dicari dan meminta yang tidak disebut untuk menyingkir. Saat orang yang dimaksud ditemukan, langsung dieksekusi. Satu persatu dilakukan. Sehingga bisa dibayangkan betapa takutnya mereka yang belum dieksekusi melihat temannya ditembak.
Temuan Komnas HAM juga menemukan bahwa selain membawa senjata laras panjang, seluruh pelaku juga membawa granat yang digantungkan di rompi mereka. Semua juga membawa handytalky yang bentuknya sama.
Siapa sebenarnya mereka?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H