Lihat ke Halaman Asli

AMIR EL HUDA

Laki-laki biasa (saja)

Taman Botani Sukorambi, Saya Ingin ke Sini Lagi

Diperbarui: 26 Juli 2018   01:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perpustakaan Taman Botani Sukorambi

Yang pertama kali membuat pengunjung merasa gembira ketika memasuki kawasan taman Botani Sukorambi adalah sambutan para penjaga tiketnya. Sambutan hangat, ramah bersahabat, dan ucapan selamat datang, berpadu dengan senyum manis dari wajah-wajah mereka yang aslinya ganteng-ganteng dan cantik-cantik.

Tidak lupa ucapan terimakasih mereka ucapkan setelah bertukar tiket dengan uang pembayaran. "terimakasih, mas", ucap wanita muda itu sambil lagi-lagi tersenyum. Bebunga indah yang menghiasi sepanjang jalan masuk menuju lokasi parkiran seketika layu, minder karena kalah cantik dengan petugas tiket lokasi wisata.

Sekitar lima kali sudah saya bersama kawan-kawan kuliah merefresh pikiran dan badan di taman botani botani Sukorambi ini. tak bosan-bosan. Selain karena lokasinya yang dekat dengan area kota Jember, hanya sekitar lima belasan menit saja dengan; harga tiket masuknya yang terjangkau dompet mahasiswa; juga wahana wisatanya yang beraneka ragam membuat pengunjung bisa memilih berbagai macam pilihan wahana. Sesuai selera.

Saking banyaknya wahana, kami bingung mau menikmati wahana yang mana saja. Banyak sekali pilihannya: ada tempat penangkaran tanaman hidroponik, kebun buah, kolam renang, pemeliharaan hewan (kelinci, kuda, ikan koi, lobster air tawar, burung merak, ayam mutiara, luwak, rusa,  kolam renang, outbound (flying fox), ada villa untuk penginapan, juga perpustakaan.

Satu pelajaran bahwa  taman botani bukan hanya tempat liburan biasa, tapi liburan sambil belajar. Bukan hanya tempat melepas kepenatan, namun juga tempat mempererat persahabatan. Bukan sekedar tempat rekreasi bareng keluarga, namun bisa jadi kamu yang sudah menjomblo terlalu lama bisa  menemukan "bakal" keluarga di sana. hahaha .

Kawan-kawan ingin segera berenang. Saya ingin menjelajahi dulu seluruh lokasi. Berenang adalah tujuan akhir saya nanti, setelah tubuh banjir peluh karena belajar  out door tanpa mengeluh. Berbekal kamera dan note book, saya pun mulai berjalan. Mata saya jelalatan mengamati kanan dan kiri, menatap ke depan, dan sesekali menoleh dan berbalik kebelakang karena ada spot yang terlewati.

Setiap sudut tempat, ke mana pun mata memandang, di situ ada tumbuhan segar. Tidak ada satupun tumbuhan layu di sepanjang jalan yang  saya lewati. Bukti bahwa semua tumbuhan di sini dianggap special oleh pengelola, sehingga harus dirawat dengan sebaik-baiknya. Bunga-bunga indah bermekaran: mawar, anggrek, dan bunga-bunga lain yang saya tidak tahu namanya.

Penangkaran Tumbuhan 

Tepat ! sangat tepat kalau lokasi satu ini dinamakan dengan taman botani. Botani artinya ilmu tentang tumbuh-tumbuhan. Botani mempelajari semua yang berhubungan dengan tumbuhan, seperti genetika, pertumbuhan, reproduksi, metabolisme, perkembangan, interaksi dengan komponen biotik dan komponen abiotik, serta evolusi  tumbuhan. Tapi di taman botani ini, tidak hanya bisa mempelajari itu saja, juga bisa belajar manajemen bisnis tumbuhan: mulai dari modal produksi, cara perawatan, strategi pemasaran, sampai perkiraan keuntungan yang akan dihasilkan. Tentunya dilengkapi motivasi untuk tidak patah semangat ketika mengalami kerugian.

Ruang Untuk Tanaman Hidroponik. doc: Amir El Huda

Di area kebun edukasi hidroponik, saya ditemani oleh pekebunnya yang sangat ramah. Saya lupa namanya. Sebut saja Pak Dermawan, lelaki paruh baya yang tidak pelit ilmu. Saya diajaknya berkeliling ke dalam lokasi penyemaian dan pembesaran yang ditutupi waring berwarna putih. "waring ini fungsinya supaya hama tanaman tidak bisa masuk, mas", kata beliau. "kalau hama masuk, lalu bertelur di dalam, bisa rusak semua tanamannya", lanjut beliau.

Saya mengamati dengan seksama sambil berjalan pelan. Lalu berhenti. Lalu berjalan pelan lagi. Berhenti lagi. Berjalan lagi begitu seterusnya. Sawi danging dan selada wangi yang ditanam secara hidroponik itu tumbuh dengan sehatnya di pipa-pipa panjang yang diberi lubang sebagai media tanam. Pipa paralon tersebut berisi air yang mengandung pupuk organik yang memicu tumbuh kembang tanaman  secara sempurna. Tanah hanya digunakan saat awal benih tanaman disemaikan. Untuk pembesaran sampai panen, media air lah yang digunakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline