Lihat ke Halaman Asli

AMIR EL HUDA

Laki-laki biasa (saja)

Islam Nusantara, Pakaian Nusantara, dan Bra Nusantara

Diperbarui: 11 Juli 2018   23:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

source : http://www.ahlulbaitindonesia.or.id

 Kegagalan memahami Islam Nusantara diawali dengan membenturkan  antara budaya lokal dengan agama Islam. Budaya  dianggap sebagai lawan dari Islam, dan Islam ada untuk menghapus budaya. Padahal nilai-nilai keislaman selalu ada di mana saja, bahkan dalam hati orang yang tidak  beragama.

Kalau boleh saya sederhanakan, Islam Nusantara adalah  pakaian yang dianggap cocok dan nyaman dipakai  oleh muslim di  nusantara. Pakaian yang tidak hanya melindungi diri dari terik, menjaga  suhu badan tetap normal, dan meningkatkan nilai estetika, namun juga  untuk bergaul, bersilaturahmi dengan sesamanya, juga mempertahankan  warisan tradisi dan budaya bersejarah dari leluhurnya.

Kalau  boleh lebih saya sederhanakan lagi, Islam Nusantara adalah Bra yang  rata-rata banyak dipakai oleh wanita Indonesia, yang tentunya akan  berbeda dengan bra yang biasa dipakai oleh wanita Inggris dan Kroasia. 

Selain karena ukuran rata-rata payudaranya berbeda, juga terkait dengan  perbedaan aktivitas keseharian,  suhu rata-rata harian, dan kebiasaan  bra yang sering digunakan, yang pada intinya berkaitan dengan  keindahan  bentuk dan kenyamanan. Betapa kasihannya kalau Christina Hendricks dan  Fanny Valette dipaksa menggunakan bra milik Ayu Ting Ting, selain  menyiksa dan menyakitkan karena ukurannya kekecilan, juga mengurangi   keindahan.

Pakaian itu penting, namun  tubuh yang lebih penting.  Bra itu penting, namun  payudara jauh lebih penting. Pakailah pakaian  dan bra yang Pas. Pakaian yang pas, akan memberi kenyamanan pada badan,  dan membuatmu terlihat umum dalam pergaulan. Muhammad SAW adalah manusia  yang cara berpakaiannya umum dengan masyarakatnya kala itu.

 Bra yang pas, akan memberi rasa nyaman pada pemakainya, dan bahkan memberi  kesempatan pada payudara untuk sehat dan  terus berkembang.

Islam Nusantara. Istilah ini  kembali digaungkan sebagai pengingat dan  ajakan. Mengingatkan muslim di nusantara bahwa para da'i dan muballigh tempo dulu  menjadikan budaya sebagai alat dakwah, dan lem perekat  antara manusia dengan agama, bukan sebagai sekat penghambat yang harus diluluh-lantakkan, dan dibumi hanguskan. Mengajak masyarakat untuk  menjaga dan mempertahankan tradisi dan budaya yang tidak bertentangan dengan Islam. 

Islam Nusantara bukan Islam baru, namun "baju dan  pakaian" yang dianggap cocok untuk bermuamalah dengan manusia di  sekitarnya, berhablun minallah dan berhablun minannas sekaligus menjaga  tradisi yang baik. Islam Nusantara bukan syariat, bukan ibadah mahdoh. Kalau menganggap Islam Nusantara akan berhaji di Monas, sholat berbahasa Jawa, dan adzan subuh dengan lagu lingsir wengi, berarti tidak bisa membedakan antara pakaian dan daging, antara bra dan payudara. Islam  nusantara boleh dipakai, tidak pun tidak mengapa.

Kalau tidak mau pakai "Baju" Islam Nusantara, masih ada opsi Islam Liberal; Islam berkemajuan; Islam Terpadu; Islam Moderat, dan  "baju" Islam yang  lainnya. Kalau  mau menggunakan yang tanpa merk-pun tidak apa-apa, yang  penting masih ber-Islam. 

 Kalau tidak nyaman pakai bra merk La  Senza, masih ada bra merk La Perla, Pierre Cardin, Wacoal, dan Sorella,  yang mungkin cocok dan nyaman buat anda. Kalaupun anda lebih nyaman  tidak memakai bra, ya itu hak anda. Asalkan "itu-nya" anda merasa  nyaman, saya yang  melihatnya pun akan merasa senang. hehehe

 Jember, 11 Juli 2018

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline