Pesta Demokrasi atau Pemilu tahun 2019, saya berada di Pulau Muna Provinsi Sulawesi Tenggara, tepatnya di Kota Raha, Kabupaten Muna. Ini adalah Pesta Demokrasi yang kesekian kalinya yang saya alami di wilayah yang berbeda-beda di Nusantara tercinta. Pastinya semua memberi warna dan sensasi berbeda sesuai kekhasan daerah atau wilayah masing-masing.
Sekitar jam delapan pagi Waktu Indonesia Tengah (WITA) atau jam tujuh Waktu Indonesia Barat (WIBA), saya sudah meluncur ke TPS terdekat. Meskipun masih pagi, tampak TPS sudah ramai dengan pengunjung dan mulai melakukan pemungutan suara. Pemungutan suara berlangsung tenang, aman dan lancar. Tidak ada gejolak ataupun orang yang marah-marah.
TPS dijaga oleh berbagai komponen seperti aparat, hansip, pemuda dan masyarakat setempat. Beberapa kali saya menemukan masyarakat yang kebingungan dengan tempatnya mencoblos.
Berkat kesigapan panitia, penjaga dan petunjuk dari masyarakat, pihak yang kebingungan segera mendapat kejelasan tempat yang dituju. Hal ini utamanya terjadi di lokasi yang sama namun terdapat beberapa TPS. Misalnya lokasi pencoblosan di sebuah sekolah dasar negeri yang ruang kelasnya dibuat menjadi 3 hingga 4 TPS.
Cukup puas mengamati pencoblosan di daerah perkotaan, saya bergegas menuju jalanan yang arahnya menuju ke daerah perkampungan nelayan. Saya penasaran ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan pencoblosan di daerah lain yang suasananya berbeda. Perjalanan saya disuguhi dengan pemandangan indah laut dan keunikan rumah-rumah nelayan yang berada di atas air.
Mungkin karena penduduknya relatif tidak banyak dan waktu pendaftaran pencoblosan yang masih panjang (hingga jam 12 siang), terlihat banyak masyarakat yang masih sibuk dengan aktivitasnya. Bahkan ada banyak masyarakat yang berkumpul dan bersantai di pantai hingga berenang menikmati matahari pagi yang bersinar ramah. Beberapa yang saya tanya, menyatakan tetap akan datang ke TPS karena waktunya yang masih panjang.
TPS di perkampungan nelayan menggunakan tenda-tenda yang biasa dipakai saat ada hajatan seperti pesta pernikahan. Warna biru tenda sangat mencolok dan menjadi pusat perhatian orang-orang yang lewat. Ada sekitar dua puluhan TPS yang saya perhatikan selama kurang lebih 2 jam perjalanan. Di beberapa TPS saya berhenti sejenak untuk mengabadikan beberapa gambar yang menarik dari aktivitas masyarakat.
Masyarakat tampak antusias dan gembira melakukan pencoblosan. Gaya dan dandanan mereka, utamanya para wanita dan lebih khusus lagi para emak-emak terlihat tidak jauh beda seperti saat datang ke undangan pesta perkawinan.
Tampak jelas masyarakat di Pulau Muna menikmati pesta demokrasi layaknya pesta seperti biasanya. Berpakaian bagus, berdandan dan memakai perhiasan, dan tak lupa saling senyum hingga bercengkrama satu sama lainnya.
Selamat berpesta Indonesia. Semoga Tuhan memberikan yang terbaik untuk Indonesia.