[caption caption="Sumber: kompasiana"][/caption]Hari Sabtu yang lalu Saya mengantar Ibu ke Bandara Sukarno Hatta. Anak-anak bersemangat ikut mengantar kepulangan neneknya. Ternyata anak-anak juga punya keinginan lain setelah mengantar sang nenek. “Pulangnya kita naik kereta (Commuter Line) ya Ayah!” Pinta mereka saat hendak meninggalkan bandara.
Dalam rangka memenuhi keinginan anak-anak untuk naik kereta, kepulangan ke Bekasi menggunakan Bus Damri dibatalkan. Perjalanan kami lanjutkan tetap dengan Bus Damri, namun tujuannya ke Stasiun Gambir. Dari Gambir kami akan menuju Stasiun Juanda untuk menggunakan kereta CML menuju Stasiun Bekasi.
Anak-anak menolak kala diajak naik Bajaj agar cepat sampai ke Stasiun Juanda. Mereka lebih memilih berjalan kaki santai menyusuri trotoar sambil menikmati pemandangan Jakarta di sore hari. Saat tiba di pintu masuk Masjid Istiqlal yang tinggal melalui jembatan penyeberangan menuju Stasiun Juanda, ternyata ada Bus Wisata yang akan menuju Kota Tua. Sekalian saja saya ajak anak-anak naik Bus Wisata agar perjalanan naik Kereta ke Bekasi dilakukan melalui Stasiun Kota. Anak-anak malah kegirangan dan tambah bersemangat.
Sekitar lima belas menit menikmati tour melewati jalan-jalan kota Jakarta, Bus Wisata akhirnya berhenti tak jauh dari Stasiun Kota. Stasiun Kota ada di seberang jalan. Bersama-sama dengan banyak orang, kami berjalan cepat dan hati-hati melalui zebra cross. Ada petugas berseragam biru yang menyetop kendaraan agar memberikan kesempatan pada pejalan kaki untuk menyeberang jalan.
Tiba di Stasiun Kota, suasana cukup ramai namun tidak sepadat biasanya sebagaimana di hari kerja. Kami bertiga beranjak menuju loket tempat pembelian kartu CML karena harus membeli satu kartu lagi. Sebelumnya kami sudah memiliki dua buah kartu multi trip.
Mendekati loket, anak-anak tertarik pada banner dengan warna dan gambar yang menarik. Banner berisi informasi tentang penjualan kartu multi trip. Rupanya kartu multi trip sekarang ada dalam beberapa bentuk selain bentuk kartu segi empat yang biasanya. Kartu multi trip ada yang berupa stiker, gantungan kunci dan juga berbentuk seperti gelang atau jam tangan. Anak saya tertarik untuk membeli kartu multi trip yang berbentuk jam tangan atau gelang.
Saya membiarkan sang Kakak untuk mengantri dan membeli sendiri kartu multi trip yang diinginkannya. Setelah menunggu sekitar 15 menit, si Kakak akhirnya datang membawa kartu multi trip berbentuk gelang berwarna merah. Sebenarnya ada tiga warna yaitu merah, hijau, dan abu-abu. Namun yang dipilihnya adalah yang berwarna merah.
Dengan riang gembira anak-anak menuju pintu masuk untuk naik CML. Namun sebelumnya saya ajak mereka untuk mengecek saldo yang ada di kartunya masing-masing. Hal ini untuk membiasakan mereka menggunakan fasilitas yang ada. Setiap anak mengetap dengan kartunya sendiri baik di mesin pengecek saldo maupun saat melalui pintu masuk area CML.
Sekitar jam enam sore, kami sudah berada di dalam kereta. Suasana dalam kereta yang masih sepi membuat anak-anak leluasa mengambil tempat duduk yang diinginkannya. Mereka memilih tempat duduk di dekat jendela dan posisi yang nyaman untuk menonton televisi yang dipasang di langit-langit kereta. Sekaligus juga saya ingatkan bahwa tidak boleh mengambil tempat duduk di pojok yang merupakan tempat khusus bagi orang tua, ibu hamil, ibu dengan bayi dan penyandang disabilitas.
Sepanjang perjalanan menuju Stasiun Bekasi, anak-anak begitu gembira. Wajahnya ceria dan matanya berbinar. Mereka begitu puas menikmati perjalanan pulang ke rumah menggunakan kereta CML. “Terima kasih Ayah” Ucap mereka dengan senyum merekah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H