Lihat ke Halaman Asli

Amirsyah Oke

TERVERIFIKASI

Hobi Nulis

Kebangkitan Nasional Kontra Provokasi Pribumi-Non Pribumi

Diperbarui: 20 Mei 2016   11:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: swaragamafm.com

Kebangkitan Nasional ditandai dengan berdirinya organisasi Boedi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Boedi Utomo didirikan oleh Soetomo bersama-sama dengan para pelajar STOVIA (sekolah kedokteran). Boedi Oetomo artinya budi pekerti. Jadi perjuangan Boedi Utomo berlandaskan pada budi pekerti. Soetomo ditunjuk sebagai ketua pertama dari Boedi Utomo.

Dengan berdirinya Boedi Utomo maka dimulailah era bangkitnya semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Perjuangan yang sebelumnya dilakukan dengan konfrontasi fisik, kini dilakukan tanpa kekerasan melalui pergerakan organisasi. Perjuangan yang sebelumnya dilakukan secara sporadis di berbagai daerah, kini menjadi lebih terarah dan bukan berdasarkan kedaerahan lagi.

Boedi Utomo juga menginspirasi lahirnya berbagai organisasi perjuangan lainnya seperti Muhammadiyah, Syarikat Dagang Islam, Persatuan Bangsa Indonesia dan yang lainnya. Tokoh-tokoh organisasi tersebut kemudian sangat berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Bukan hanya sebatas kemerdekaan saja, juga termasuk mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila yang tertuang dalam UUD 1945. NKRI menaungi segenap rakyat Indonesia yang memiliki banyak perbedaan baik etnis, budaya, bahasa, agama dan lainnya kedalam persatuan Bhineka Tunggal Ika.

Sayangnya selalu saja ada beberapa kalangan di Indonesia yang senang memecah belah rakyat Indonesia. Mereka memprovokasi dengan berbagai isu dan fitnah khususnya yang terkait perbedaan agama dan kepercayaaan serta perbedaan etnis. Salah satu yang tak henti-hentinya diprovokasi adalah terkait pribumi dan non pribumi. Anehnya, yang seringkali menjadi sasaran adalah provokasi dan penyebaran kebencian adalah warga negara/rakyat Indonesia keturunan Tionghoa. Padahal rakyat Indonesia sangat banyak yang merupakan keturunan asing seperti keturunan arab, persia, India, eropa, amerika bahkan afrika.

Apakah yang menghembuskan provokasi dan kebencian pribumi-non pribumi (Tionghoa) tersebut tidak pernah tahu dan tidak pernah membaca sejarah? Bahwa rakyat Indonesia dari berbagai etnis ikut berjuang demi kemerdekaan Indonesia dan juga melakukan pembangunan dalam mengisi kemerdekaan Indonesia termasuk yang asal-usulnya adalah keturunan asing khususnya keturunan Tionghoa.

Memang ada banyak keturunan Tionghoa yang menghianati bangsa dan rakyat Indonesia, namun perlu diingat bahwa hal tersebut tidak dapat menghilangkan tak terhitungnya kontribusi, perjuangan dan pengorbanan keturunan Tionghoa bagi kemerdekaan Indonesia dan kemajuan Indonesia. Lagi pula warga Indonesia pribumi asli pun seperti dari Jawa, Sunda, Aceh, Bugis Makassar, Manado, Palembang dan yang lainnya, juga sangat banyak yang berkhianat pada bangsa dan rakyat Indonesia baik secara sendiri-sendiri ataupun bekerjasama dengan etnis/keturunan asing lainnya. Saya kira tidak perlu disebutkan satu persatu yang mana yang berkhianat dan yang mana yang berjasa, karena hal tersebut dapat dengan mudah diketahui. Yang penting mau membaca berbagai sumber kredibel dan juga mau membuka hati sehingga dapat berpikir jernih serta dijauhkan dari kebencian apalagi merasa superior sebagai etnis pribumi.

Mari rayakan Hari Kebangkitan Nasional bukan hanya sekadar upacara dan seremonial saja. Tunjukkan dengan implementasi persatuan dan kesatuan dalam kehidupan sehari-hari. Jauhkan dan hindari sentimen etnis dalam memandang berbagai persoalan dan permasalahan baik pribadi, bisnis maupun politik. Salam Persatuan Indonesia. Salam Bhineka Tunggal Ika.

Provokasi Pribumi-Non Pribumi yang Bertentangan dengan semangan Kebangkitan Nasional (Sumber: Facebook)

   

Provokasi Pribumi-Non Pribumi yang Bertentangan dengan semangan Kebangkitan Nasional (Sumber: Facebook)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline