Lihat ke Halaman Asli

Amirsyah Oke

TERVERIFIKASI

Hobi Nulis

Eh, Ada Artis Anggota Legislatif yang Menolak Mencalonkan Diri Lagi

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Makin banyak artis-artis yang mencalonkan dirinya menjadi calon legislatif (caleg). Hal ini sebenarnya sah-sah saja karena merupakan hak yang bersangkutan dan partai politik (parpol) pengusungnya. Yang menjadi sorotan dari fenomena tersebut adalah sampai sejauh mana kualitas artis bersangkutan. Bukan hanya mengandalkan kepopuleran, wajah cantik/ganteng bahkan keseksian lekuk-lekuk tubuhnya. Hal ini setidaknya akan mendapatkan penilaian yang kurang simpatik dari masyarakat, baik terhadap sang artis sendiri, parpol yang mengusungnya, orang-orang yang ada di parpol bersangkutan, hingga ke lembaga negara bila artis tersebut terpilih.

Sampai sejauh ini belum nampak prestasi yang membanggakan dari artis-artis yang menjadi anggota legislatif. Peran mereka bisa dibilang hanya sebagai pelengkap dan pendukung kemauan partai politik yang bisa diarahkan kemana saja. Malah ada artis anggota legislatif  yang terlibat dalam kasus korupsi. Rekaman penyadapan pun menimbulkan persepsi bahwa artis bersangkutan aktiv dalam upaya mendapatkan keuntungan dari anggaran pemerintah yang seharusnya diperuntukkan bagi kesejahteraan rakyat.

Ternyata tidak semua artis latah dan bermimpi ingin menjadi anggota legislatif. Ada artis yang malah tidak ingin dicalonkan lagi setelah sempat merasakan menjadi anggota legislatif terpilih. Hal ini terasa agak janggal bin aneh. Apalagi selama ini masyarakat mempersepsikan anggota legislatif adalah jabatan yang mendapatkan banyak fasilitas, uang dan kemewahan. Hampir semua aktivitas sehari-harinya mendapatkan dukungan dari anggaran negara. Bahkan tidak jarang anggota legislatif berusaha makin memperbanyak kenikmatan dan fasilitas yang diterimanya meskipun tampak tidak etis ditengah masih banyaknya rakyat yang miskin dan menderita.

Artis tersebut adalah Wanda Hamidah. Ia adalah anggota legislatif DPRD DKI Jakarta periode 2009-2014. Sebentar lagi masa tugasnya akan segera berakhir. Di saat banyak anggota legislatif lain bahkan mayoritas ingin memperpanjang masa jabatannya dengan mencalonkan diri lagi di pemilu tahun 2014, Wanda Hamidah malah memutuskan tidak akan mencalonkan diri lagi. Hal ini jelas menimbulkan pertanyaan dari berbagai pihak, mengapa Wanda Hamidah tidak lagi berminat menjadi anggota legislatif yang mendapatkan banyak fasilitas dan kenikmatan?

Wanda Hamidah nampaknya menangkap keanehan yang dirasakan masyarakat sehingga membuat artikel khusus untuk menjelaskan mengapa Ia tidak mencalonkan diri lagi di Pemilu 2014. Wanda Hamidah menjelaskan bahwa ada faktor internal dan eksternal yang melandasi keputusannya. Salahsatu faktor internal adalah adanya dilema antara mengikuti keputusan kebijakan politik partai atau mengedepankan terpenuhinya mandat dan aspirasi kemauan dari masyarakat yang mengunakan hak suara pilihnya untuk memilih kader partai tersebut sebagai bentuk manifestasi perwakilan rakyat sebagaimana apa yang menjadi mandat dan amanat dari konstitusi Undang-Undang Dasar 1945. Faktor eksternal terlihat Wandah Hamidah kecewa dengan tidak terlaksananya beberapa program-program yang menjadi komitmen dan harapan dari tuntutan kebutuhan prioritas masyarakat.

Wanda Hamidah menyatakan bahwa tidak mencalonkan diri lagi bukan suatu akhir dari perjuangan. Juga bukan merupakan sikap penyerahan diri dari kiprah perjuangan politik dalam memperjuangkan apa yang merupakan prinsip perjuangan pemenuhan makna representasi perwakilan rakyat pada hakikatnya. “Kontestasi perjuangan politik bukan hanya dapat dilakukan melalui perjuangan dari partai politik saja akan tetapi banyak medan kontestasi lain yang akan menjadi bentuk konsistensi komitmen perjuangan politik saya dalam memperjuangkan apa yang menjadi amanah dan kehormatan yang telah diberikan oleh konstituen/masyarakat kepada saya selama ini untuk menjadi perwakilan/representasi dalam memperjuangkan mandat, dan aspirasi hak-hak dasar konstituen atau masyarakat yang memberikan hak pilih mereka kepada saya”. Sebagai penutup, Wanda Hamidah menghimbau agar bisa bersama-sama dapat berdampingan untuk tetap memperjuangkan apa yang telah menjadi hak-hak konstitutional.

Penulis secara pribadi menilai kiprah Wanda Hamidah selama menjadi anggota legislatif tidak jelek-jelek amat walaupun juga tidak menonjol dan agak sulit mengingat apa prestasinya selama menjadi anggota legislatif. Mungkin hal ini disebabkan yang bersangkutan merasa tidak bisa maksimal berkiprah dalam rangka mewujudkan aspirasi rakyat yang memilihnya. Namun demikian, membaca penjelasan Wanda Hamidah, penulis setidaknya berkesimpulan, Wanda Hamidah tidak hanya sekadar artis yang jadi anggota legislatif ataupun anggota legislatif yang berasal dari artis. Ia memiliki kualitas tersendiri yang setidaknya berada diatas kebanyakan anggota legislatif, apalagi dibandingkan dengan artis yang asal nyaleg karena parpol panik tidak punya SDM yang bisa diandalkan untuk meraih suara dan simpati rakyat. Jadilah parpol-parpol tersebut melakukan hal-hal yang tidak penting demi kepentingan meraih suara terlebih dahulu. Setelah terpilih (kalo ada yang memilih), baru berpikir langkah selanjutnya.

Mungkin hal-hal seperti inilah yang membuat anggota legislatif tidak bisa berbuat banyak untuk memajukan negara/daerah dan mensejahterakan masyarakat. Banyak UU/Peraturan yang tidak selesai atau bila selesai dibuat asal selesai. Tidak paham bahwa anggaran itu untuk kesejahteraan rakyat, bukannya dikapling-kapling dan dimakelari. Mereka hanya jadi paduan suara dan manut pada arahan partai. Mungkin hal ini karena sejak awal mereka tidak tahu langkah-langkah cerdas apa yang harus dilakukan agar bisa meraih simpati rakyat kecuali dengan poster, iklan dan dangdutan. Bisa terpilih mungkin hanyalah kebetulan saja, sehingga saat hal itu terjadi mereka tidak tahu apa yang harus dan wajib dilakukannya sebagai wakil rakyat yang mengemban amanat penderitaan rakyat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline