Lihat ke Halaman Asli

Amirsyah Oke

TERVERIFIKASI

Hobi Nulis

Ekstrakurikuler Sekolah Mengasah Menjadi Relawan

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat baru masuk di Sekolah Menengah Pertama (SMP), entah kenapa saya tertarik untuk mengikuti ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) dibanding yang lainnya seperti Pramuka maupun Paskibraka yang saat itu banyak sekali peminatnya. Mungkin ada hubungannya dengan cita-cita ingin menjadi dokter. Saya begitu terkesan dengan keterampilan kakak-kakak senior dalam pertunjukan menangani kecelakaan dan bencana. Begitu sigapnya mereka membidai kaki/tangan korban patah tulang, membalut luka di kepala, membuat tandu dari bambu dan tali untuk mengangkat korban hingga mendirikan tenda dan membuat dapur umum.

Sekitar dua bulan menjadi siswa SMP dan setiap minggu mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR, beberapa keterampilan dalam penanganan korban dan bencana mulai saya mengerti dan kuasai. Hal ini sangat membantu dalam ikut membantu menolong masyarakat pada suatu peristiwa kebakaran besar yang terjadi. Kebakaran tersebut malah sempat merembet ke sekolah. Kebetulan sekolah berada di perkampungan padat dan relatif kumuh, rumah-rumah penduduk yang terbuat dari kayu dan saling berdekatan satu sama lainnya membuat api cepat membesar dan menyebar. Petugas pemadam kebakaran tidak bisa masuk mendekati pusat kebakaran dan hanya bisa mendekat dengan memasuki sekolah kami.

Mendengar informasi terjadi kebakaran yang tidak jauh dari sekolah, saya tergerak untuk datang. Ternyata juga berdatangan teman-teman ekskul PMR. Mungkin karena kami selalu dilatih dalam menghadapi dan menangani bencana, sehingga hati langsung tergerak untuk datang melihat situasi dan mencoba memberikan bantuan. Yang pertama kami lakukan adalah membantu memadamkan api yang mulai melahap beberapa bagian kelas dan rumah-rumah di sekitar sekolah. Ada yang bersama-sama menggunakan bambu atau kayu panjang atau juga melemparkan batu untuk mencoba menjatuhkan kayu dari rumah yang terbakar yang terhubung dengan rumah lain dan sekolah kami, ada juga yang seperti saya ikut membantu petugas pemadam kebakaran memegangi selang yang dialiri air bertekanan tinggi agar mudah diarahkan ke rumah-rumah yang terbakar. Ternyata tidak mudah memegang selang pemadam kebakaran. Selang yang besar dan tekanan air yang tinggi membuat tenaga kami yang hanya siswa SMP cepat terkuras habis. Tubuh dan baju kami juga ikut basah terkena cipratan air. Setelah cukup lama berjuang akhirnya api dapat dipadamkan, sekolah kami tidak ikut terbakar meskipun ada beberapa bagian yang sempat dilalap, hal ini juga membuat beberapa rumah disamping sekolah lolos dari kebakaran.

Setelah pulang sebentar untuk berganti baju, kami anggota PMR berkumpul lagi di sekolah merapatkan apa saja yang harus dilakukan untuk membantu masyarakat yang sedang terkena musibah dan terpaksa mengungsi di lapangan dekat sekolah. Sore itu kami sepakat untuk membantu dapur umum yang didirikan palang merah setempat dengan tenaga dan kemampuan yang kami miliki. Menjelang malam kami membantu membagi-bagikan makanan kepada masyarakat. Setelahnya kami pamit pulang dan akan kembali membantu keesokan harinya. Untunglah sekolah diliburkan selama beberapa hari sehingga kami bisa leluasa membantu penanganan bencana kebakaran tersebut.

Sejak saat itu saya makin jatuh cinta dengan kegiatan ekstra kurikuler PMR. Di SMA pun saya kembali mengikuti ekstrakurikuler yang sama dan mendapat pelajaran dan pelatihan yang lebih dalam dan lebih tinggi lagi. Pengalaman terjun sebagai relawan pun semakin bertambah karena makin sering menangani kasus-kasus yang membutuhkan pertolongan pertama dan juga mobilisasi bantuan untuk membantu korban bencana. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah seperti PMR membuat saya dan teman-teman mendapatkan ilmu dan keterampilan yang bermanfaat terlebih lagi bisa mempraktekkannya untuk membantu korban bencana dimana kami terlibat langsung menjadi relawan. Saat masih berkuliah pun saya tetap terlibat dalam ekstrakulikuler PMR sebagai relawan pengajar dalam materi-materi PMR dan juga materi pelajaran sekolah yang kurang dimengerti para adik-adik peserta ekstrakurikuler PMR.

Mengikuti ekstrakurikuler PMR di sekolah sejak SMP membuat saya mengenal dan merasakan pengalaman menjadi relawan. Sangat menyenangkan bisa membantu orang lain dan berusaha meringankan beban mereka yang sedang terkena bencana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline