Ini adalah kali kedua saya mendapatkan tugas ke Pulau Selayar. Jadwal tugas yang tidak bertepatan dengan penerbangan yang hanya ada satu kali PP di setiap hari Senin dan Rabu, otomatis saya harus menggunakan transportasi darat Makassar-Selayar. Jalur darat dapat menggunakan angkutan bus antar kota atau dengan kendaraan travel yang berjenis MPV, dengan biaya Rp100-150 ribu. Setiap hari selalu ada keberangkatan Makassar-Selayar atau sebaliknya dengan waktu tempuh 7-9 jam termasuk 2 jam menyeberang dengan Kapal Ferry.
Perjalanan darat terdiri dari dua tahap yaitu Makassar-Pelabuhan Bira di Bulukumba lalu menyeberang dengan kapal ferry ke pelabuhan Pamatata di Selayar, kemudian dilanjutkan perjalanan darat ke kota Benteng Ibukota Kabupaten Kepulauan Selayar. Hanya ada dua kali penyeberangan Bulukumba-Selayar setiap harinya yaitu sekitar jam 9 pagi dan 16 sore. Sedangkan penyeberangan Selayar-Bulukumba dilakukan sekitar jam 6 pagi dan 13 siang. Namun penyeberangan ini bisa dibatalkan sewaktu-waktu bila cuaca di laut dinilai berbahaya oleh otoritas pelayaran, seperti angin kencang dan ombak yang tingginya dapat mencapai lebih dari empat meter. Bila demikian, terpaksa penumpang harus menunggu hingga cuaca tidak membahayakan, bahkan bisa jadi hingga berhari-hari tidak boleh ada penyeberangan.
[caption id="attachment_316929" align="aligncenter" width="572" caption="Pemandangan di sekitar pelabuhan bira di pagi hari."][/caption]
Angkutan travel yang saya tumpangi berangkat dari Makassar sekitar jam 4 pagi dan tiba di pelabuhan Bira Bulukumba sekitar jam 7 pagi. Kapal Ferry sedang dalam perjalanan dari Selayar dan akan tiba sekitar jam delapan pagi. Hal ini saya manfaatkan dengan berjalan-jalan melihat-lihat situasi dan pemandangan di sekitar pelabuhan Bira yang baru pertama kali saya kunjungi. Pelabuhan bira adalah pelabuhan kecil. Sepertinya kapal terbesar yang berlabuh adalah Kapal Ferry yang menyeberang ke Selayar. Kapal lain yang cukup besar adalah kapal phinisi untuk mengangkut barang. Selain itu yang terbanyak adalah kapal-kapal nelayan yang berlabuh. Jalanan di pelabuhan terdapat beberapa lobang yang cukup menghambat laju kendaraan, selain itu pagar pembatasnya juga sebagian besar sudah rusak. Pemandangan indah tersaji di sekitar pelabuhan bira. Air lautnya jernih sehingga terlihat dasarnya dan ikan-ikan kecil yang sedang berenang. Di kejauhan terlihat pantai yang berpasir putih.
[caption id="attachment_316931" align="aligncenter" width="584" caption="Suasana bongkar muat Kapal Ferry KM. Bontoharu yang melayani penyeberangan Bulukumb-Selayar PP"]
[/caption]
Sekitar jam 8 terdengar peluit tanda kapal ferry sebentar lagi merapat di pelabuhan bira. Tidak lama kemudian muatan kapal dari Selayar yang terdiri atas penumpang dan berbagai jenis kendaraan keluar dari lambung kapal. Setelah semua keluar, gantian penumpang dan kendaraan yang hendak menuju selayar masuk ke dalam kapal. Kapal Ferry terdiri atas tiga tingkat. Lambung kapal untuk tempat parkir kendaraan. Dek kedua untuk tempat penumpang. Di dek kedua terbagi atas dua ruangan utama yaitu ruangan biasa dan ruangan vip. Ruangan biasa merupakan ruangan yang sisinya terbuka sehingga penumpang bisa merasakan angin laut dan melihat pemandangan. Tersedia cukup banyak kursi terbuat dari plastik yang bebas dipilih oleh penumpang. Ruangan VIP adalah ruangan tertutup yang ber-AC dan bebas asao rokok, kursinya berupa sofa yang empuk. Penumpang yang ingin menggunakan ruangan VIP harus membayar Rp10.000. Dek ketiga adalah tempat teratas di Kapal Ferry dimana pada bagian depannya adalah ruangan kemudi dimana Nakhoda mengendalikan jalannya kapal. Selain itu di bagian tengahnya terdapat kamar-kamar anak buah kapal dan juga dapur. Di bagian belakang dek ketiga adalah ruang terbuka dimana penumpang bisa melihat pemandangan dengan leluasa selama perjalanan, namun juga akan merasakan panasnya matahari dan kencangnya hembusan angin.
[caption id="attachment_316932" align="aligncenter" width="358" caption="Suasana dek dua tempat penumpang beristirahat selama dua jam perjalanan"]
[/caption] [caption id="attachment_316933" align="aligncenter" width="620" caption="Suasana dek 3 di Kapal Ferry. Bisa leluasa menikmati pemandangan selama perjalanan."]
[/caption]
Setelah menempuh sekitar dua jam perjalanan, kapal ferry sampai di pelabuhan pamatata Pulau Selayar. Saat mendekati pelabuhan, penumpang dapat melihat pemandangan pantai-pantai yang berpasir putih dengan lautan yang jernih. Meskipun kepulauan Selayar terkenal dengan Takaboneratenya, namun sepertinya keindahan pantai-pantai berpasir putih tersebut tak kalah bisa menjadi penarik wisatawan untuk datang ke Selayar bila dikelola dengan lebih baik lagi. Wisata pantai tersebut bisa menjadi alternatif wisata murah bagi masyarakat di Sulawesi Selatan disamping berwisata ke Takabonerate yang memerlukan biaya yang relatif mahal.
[caption id="attachment_316936" align="aligncenter" width="576" caption="Pemandangan di sekitar tanjung bira dari kapal ferry menuju Selayar. Pasir putih di pantai terlihat jelas."]
[/caption] [caption id="attachment_316938" align="aligncenter" width="481" caption="Selama perjalanan dapat menikmati pemandangan laut dan beberapa pulau yang dilewati"]
[/caption]
Selama perjalanan di Kapal Ferry baik dari Bulukumba ke Selayar atau sebaliknya, saya bagai kalap memotret berbagai sisi kapal dan juga pemandangan selama perjalanan. Perjalanan Makassar-Selayar atau sebaliknya adalah perjalanan yang seru dan murah meriah. Banyak pemandangan indah selama perjalanan, terlebih lagi kala menaiki Kapal Ferry menyeberang menuju Selayar ataupun arah sebaliknya menuju Bulukumba. Sensasi berlayarnya sangat menyenangkan seolah hilang semua penat dan lelah yang dialami selama dalam perjalanan.
[caption id="attachment_316940" align="aligncenter" width="584" caption="Salah satu pemandangan indah di sekitar Pelabuhan Pamatata Pulau Selayar"]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H