Lihat ke Halaman Asli

Amirsyah Oke

TERVERIFIKASI

Hobi Nulis

Menuju Indonesia yang Jaya di Lautan

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Salah satu fokus dalam pemerintahan Jokowi-JK adalah bidang kemaritiman atau kelautan. Hal ini sangat tepat, karena 81 % wilayah Indonesia adalah laut. Sebagai negara kepulauan dengan wilayah laut yang puluhan kali lebih luas dari daratan, sepertinya lautan Indonesia belum dihormati sebagaimana mestinya apalagi dikelola dengans sebaik-baiknya. “Sudah terlalu lama kita memunggungi lautan” demikian kurang lebih pidato Jokowi setelah dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia yang ketujuh.

Negara Indonesia sangat luas yang terdiri dari ribuan pulau yang terhubung oleh laut. Terdapat 13.667 pulau dengan luas daratan 1.922.570 km2. Luas perairan laut (belum termasuk perairan ZEE) hampir dua kali lipat yaitu mencapai 3.257.483 km2. Panjang garis pantainya mencapai 81.497 km2, merupakan yang terpanjang di dunia. Apabila ditambah dengan luas laut ZEE, maka perairan Indonesia luasnya sekitar 7,9 juta km2 atau 81% dari luas keseluruhan (sumber). Dengan kondisi tersebut, maka seharusnya Indonesia sangat bisa mengandalkan potensi laut untuk memajukan negara dan mensejahterakan rakyat.

Namun demikian, sangat banyak yang harus dilakukan untuk mengejar ketertinggalan Indonesia di bidang kelautan. Beberapa diantaranya adalah mutlak diperlukan guna mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya kelautan Indonesia.

Peralatan Militer Angkatan Udara dan Angkatan Laut yang memadai

Pemerintah Jokowi-JK harus lebih memperhatikan dan memenuhi kebutuhan peralatan militer untuk Angkatan Udara dan Angkatan Laut. Dengan luas lautan mencapai 81% dari luas negara, maka secara logika peralatan militer untuk angkatan udara dan angkatan laut juga harus mencakup 81% seluruh angkatan bersenjata kita. Indonesia harus mengupayakan memiliki banyak kapal perang canggih yang tangguh dan cepat sehingga bisa menjaga kedaulatan negara kita dilautan yang seringkali dilecehkan oleh negara-negara lain.

Sudah saatnya Indonesia mengusahakan untuk memiliki Kapal Induk yang akan berjaga-jaga terhadap segala kemungkinan. Menurut penulis setidaknya Indonesia harus memiliki 5 buah kapal induk yang akan menjadi basis militer di lautan. Masing-masing kapal induk akan berjaga di laut antara Sumatera dan Kalimantan, laut antara Sulawesi dan Papua, laut antara Papua dengan Jawa, laut antara Jawa dengan Sumatera dan satu lagi stand by pertengahan laut antara pulau Jawa dengan Kalimantan. Dengan kapal induk yang lengkap dengan peralatan tempur baik pesawat udara, helikopter, kapal-kapal perang pendamping, kapal selam dan peralatan lainnya, Indonesia akan menjadi negara yang disegani sehingga tidak ada lagi yang berani menyusup masuk apalagi mencuri kekayaan yang ada di dalam laut Indonesia.

Demikian juga dengan pesawat tempur harus lebih diperbanyak guna mengintensifkan patroli di wilayah udara Indonesia. Dengan patroli udara, maka seluruh wilayah laut dapat dengan mudah terpantau. Bila ada ancaman atau sesuatu yang mencurigakan, bisa langsung diinformasikan ke kapal induk untuk mengirimkan kapal cepat ke lokasi atau ke kapal perang terdekat yang akan lebih cepat sampai ke lokasi.

Peralatan militer yang diperlukan bisa diupayakan diproduksi sendiri kecuali yang memang belum mampu dibuat di negeri sendiri. Negara kita memiliki BUMN yang maju dan canggih untuk memenuhi kebutuhan peralatan militer yang dibutuhkan. Tinggal bagaimana pemerintah mengoptimalkan semua sumber daya yang dimiliki untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kepentingan bangsa, negara dan rakyat.

Mengoptimalkan Riset Kelautan dan Memperbanyak SDM Kelautan

Sekian banyak perguruan tinggi di Indonesia, seharusnya bisa menghasilkan riset-riset unggulan yang fokus dengan sumber-sumber dan potensi yang ada di lautan. Pemerintah harus mendukung riset-riset yang fokus di kelautan dan memfasilitasi pemanfaatannya. Beasiswa unggulan untuk jurusan kelautan harus diperbanyak. Beasiswa-beasiswa pada jurusan-jurusan yang sudah stabil bisa dialihkan untuk jurusan kelautan agar merangsang minat putra-putri terbaik bangsa untuk menekuni ilmu pengetahuan yang terkait dengan bidang kelautan. Hal ini bisa dimulai dengan memasukkan program pengenalan dan cinta lautan Indonesia ke dalam kurikulum pendidikan sejak dari tingkat dasar. Sekolah-sekolah kejuruan kelautan dan perikanan pun harus mendapat perhatian yang lebih dibandingkan sekarang ini yang terkesan hanya sebagai pelengkap. Kurikulum pendidikan terkait kelautan dan perikanan hendaknya lebih diutamakan pada daerah-daerah yang banyak masyarakatnya tinggal di sekitar laut dan pesisir.

Memfasilitasi UKM dan Industri Kelautan

Kehidupan masyarakat Indonesia yang dekat dengan laut identik dengan kemiskinan dan keterbelakangan. Kampung-kampung nelayan terlihat dan terkesan kumuh, kotor, dan bau. Pendidikan di keluarga nelayan Indonesia pun relatif lebih rendah. Kalaupun ada yang berpendidikan tinggi, biasanya tidak berkeinginan untuk terjun di bidang kelautan, baik karena ingin menghindari stigma negatif ataupun pendidikannya yang tidak ada hubungannya dengan kelautan dan perikanan.

Pemerintah bisa mengupayakan untuk mengembangkan sektor-sektor unggulan terkait kelautan di berbagai daerah di Indonesia. Masing-masing daerah fokus pada keunggulannya masing-masing berdasarkan potensi dan sumber daya yang ada/tersedia. Setiap masyarakat didorong untuk terlibat sehingga tercipta eskalasi yang cukup dan memadai untuk membangun usaha baik yang berupa usaha kecil dan menengah (UKM), dan jika memungkinkan untuk dieskalasi lagi menjadi sebuah industri besar untuk memenuhi pasar di seluruh Indonesia dan juga pasar global.

---

Usaha dari pemerintahan Jokowi-JK untuk membuat Indonesia jaya di lautan baik secara kedaulatan maupun secara ekonomi tidaklah mudah. Namun demikian hal ini sangat masuk akal dan sangat mungkin untuk diraih. Tinggal bagaimana kita semua, bangsa dan rakyat Indonesia dengan berbagai komponen yang ada didalamnya bekerja sama dengan baik untuk mewujudkannya sesuai dengan peran dan kemampuannya masing-masing. Mari kita semua untuk segera sadar betapa sebagian besar wilayah Indonesia telah terlupakan.

Sepertinya sudah lama anak-anak Indonesia tidak menyanyikan dengan bangga dan gembira ria lagu “Nenek Moyangku Seorang Pelaut”. Mungkin sudah lupa atau jangan-jangan tidak tahu pernah ada lagu yang melambangkan kebanggaan dan kebahagiaan sebagai bangsa bahari. Bisa jadi karena pemerintah, pendidikan dan orang tua di masa sebelumnya tidak menganggapnya sebagai hal yang penting dan istimewa. Jangan biarkan laut kita disia-siakan, mari kita manfaatkan laut sebagai modal utama untuk memajukan bangsa dan mensejahterakan rakyat Indonesia. Mari bangga sebagai bangsa bahari yang seharusnya jaya di lautan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline