Lihat ke Halaman Asli

Respon Cepat Pemerintah Hadapi Gelombang Bencana

Diperbarui: 31 Oktober 2018   17:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber gambar: Tempo.co)

Alam kembali memberi cobaan bagi Indonesia, bertubi-tubi bencana gempa bumi melanda. Mencari pahlawan atau kambing hitam atas kondisi yang porak poranda tentu bukanlah hal yang patut dikedepankan. Jerit ketakutan, isak tangis, dan kepanikan masih terekam jelas dalam ingatan. Sebulah sudah musibah itu berlalu, namun masyarakat Palu, Sigi, dan Donggala tetap kuat untuk kembali bangkit.

Gelombang tsunami dan gejolak bumi seolah berkejaran, menyisakan puing-puing dan tangis ditengah kegelapan. Hati ini perih menyaksikan saudara yang kehilangan sanak saudara hingga masa depan. 

Ribuan nyawa menjadi korban jiwa. Belum lagi yang mengalami luka-luka, tentu berkali lipat jumlahnya. Tak terhitung lagi harta benda dan aset yang musnah ditelan gejolak alam dan likuifaksi. Hanya keikhalasan dan ketabahan mendalam yang dibutuhkan oleh para handai taulan

Namun negeriku tak hanya cantik alamnya, rasa persaudaraan masyarakatnya menambah keindahan bangsa ini. Apa yang tersisa kini, harus menjadi titik awal bagi warga Palu, Donggala dan Sigi bersiap untuk berbenah. Malam itu juga Presiden Jokowi menginstruksikan kepada Menko Polhukam, Wiranto, untuk mengoordinasikan penanganan dampak gempa bumi dan tsunami. 

Presiden juga memerintahkan Panglima TNI  menangani kondisi pasca gempa terutama yang berkaitan dengan penanganan darurat baik pencarian korban, evakuasi dan menyiapkan kebutuhan-kebutuhan dasar yang diperlukan. Selain itu, Presiden Jokowi juga berkoordinasi dengan Menteri Sosial untuk melakukan upaya tanggap darurat dalam menangani gempa Donggala.

Beberapa jam pasca gempa, tim evakuasi sudah bergerak ke lokasi kejadian yang terdiri dari TNI dibantu oleh Kepolisian dan relawan. Truk-truk yang diisi bantuan makanan dan juga alat rumah tangga juga sudah dikerahkan dari Makassar, termasuk kapal-kapal juga akan dikerahkan untuk bisa mengangkut bantuan ke Palu dan Donggala. Kemensos mengaktivasi sistem penanggulangan bencana bidang sosial, baik bufferstok bantuan darurat, peralatan evakuasi, personel relawan Tagana, maupun kendaraan siaga bencana.

Dalam suasana duka, pemerintah hadir di tengah warga. Itu yang kerap menjadi sorotan media, dari sosok Menteri Sosial yang menggendong anak korban gempa hingga Presiden Jokowi yang ditanya anak bernama Izrael apakah bisa diajak serta ke Jakarta saat berada di lokasi bencana. Anak-anak tidak mungkin berbohong. 

Kejujuran dan kepolosan mereka itulah yang menjadi  bukti bahwa pemerintah sudah sangat tanggap atasi bencana. Menyentuh tidak hanya menyangkut hal-hal yang bersifat fisik-materil semata, melainkan pula mengedapankan keagungan jiwa-jiwa pasca trauma.

Pemerintah tidak berdiri sendiri dalam hal ini. Segenap jajaran yang menyertainya turut serta mengambil tupoksi sesuai dengan bidang yang dikelola selama ini. Perlahan, pembenahan sarana penerangan, transportasi, ketersediaan BBM, serta dibukanya akses komunikasi diupayakan semaksimal mungkin. Tidak lagi berfikir tentang berapa besar kerugian akibat gempa. 

Pemerintah mengoptimalkan kinerjanya melalui sigapnya Kementrian untuk hadir di lapangan, jejaring BUMN, hingga sektor swasta untuk terus meringankan kondisi pasca bencana di beberapa lokasi sentral.

Belum lagi tingginya nilai gotong royong antar daerah. Inilah wujud nyata bahwa duka Palu, Donggala, Sigi adalah duka Indonesia. Hampir semua pemerintah daerah mengirimkan dukungan bantuan baik itu relawan hingga bantuan untuk pemenuhan kebutuhan korban. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline