Phobia kepada matematika sepertinya sudah menjadi suatu hal yang sangat mudah ditemukan dimana-mana, terlebih ditingkatan bangku sekolah bahkan hingga di bangku perkuliahan. Phobia ini bisa diartikan sebagai rasa cemas dan frustasi ketika berhadapan dengan matematika ataupun ketika melihat sesuatu yang berhubungan dengan angka-angka.
Anggapan ini sudah tertanam didalam pikiran bahwa matematika itu sulit dan membingungkan. Ini merupakan tantangan bagi para pengajar matematika untuk mengubah mindset orang-orang yang phobia terhadap matematika menjadi pandangan bahwa matematika itu mudah dan menyenangkan.
Berdasarkan penelitian sederhana yang telah saya lakukan terhadap beberapa orang yang sudah merasa alergi terhadap matematika, banyak dari mereka yang mengatakan bahwa kesulitan matematika disebabkan karena adanya guru yang sulit dimengerti ketika menyampaikan materinya. Ada juga yang mengatakan bahwa mereka sudah merasa pusing ketika melihat rentetan angka-angka dan simbol-simbol yang ada di matematika.
Sebagian lainnya sudah merasa paham terhadap matematika ketika dijelaskan didalam kelas. Akan tetapi, setelah diberi pengayaan ataupun latihan soal, mereka merasa kebingungan dalam mengerjakannya, menurut mereka apa yang sudah disampaikan tidak sama dengan soal-soal yang harus mereka kerjakan. Ini juga menjadi salah satu penyebab mengapa banyak orang yang tidak suka dengan matematika. Adakalanya, ketidakcocokan metode belajar yang digunakan juga menjadi penyebabnya, karena transfer ilmu tidak dapat dilakukan secara maksimal.
Lantas, ada hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi atau mengatasi phobia tersebut. Usaha-usaha ini dapat dilakukan oleh oramg yang mengalami phobia itu sendiri maupun oleh pihak-pihak yang ada disekitarnya.
Diantaranya, ia dapat mencari tutor atau pengajar yang sesuai dengan gaya belajarnya. Dengan begitu, ia akan merasa nyaman belajar darinya karena akan lebih mudah menerima apa yang disampaikan oleh pengajar. Sehingga, mindsetnya perlahan akan berubah dan tertanam dengan sendirinya bahwa matematika itu mudah dan menyenangkan.
Dan ketika seseorang sudah menyukai sesuatu dengan sepenuh hati, maka semuanya akan menjadi mudah dan mengasyikkan, sama halnya dengan belajar matematika ini.
Ketika seseorang sudah menyukai matematika dengan sepenuh hati tanpa ada paksaan dari siapapun, maka belajar matematika akan menjadi lebih mudah dan sangat mengasyikkan. Demikian pula, sebagai pengajar juga harus mencari metode dan strategi belajar yang sesuai dengan objek yang sedang belajar agar proses belajar mengajar ini dapat berjalan dengan baik.
Sebagian besar orang-orang yang menyukai matematika berawal dari keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan materi kepada muridnya. Biasanya, guru matematika yang disenangi tidak menekankan muridnya untuk menghafal rumus-rumus yang ada didalam matematika. Melainkan, dengan memahamkan konsep-konsep matematika didalam pikiran siswanya. Cara ini akan lebih melekat didalam ingatan daripada memerintahkan untuk menghafal rumus-rumus yang sangat banyak didalam matematika.
Ada pepatah mengatakan "Tak Kenal maka Tak Sayang". Dan ternyata ini juga dapat diterapkan didalam matematika. Bisa jadi orang-orang yang phobia terhadap matematika itu belum mengenal betapa asyiknya belajar matematika. Sehingga, harus memperbanyak membaca buku-buku tentang apa itu matematika, keunikan dan keasyikan matematika, hal-hal menarik yang ada didalam matematika, ataupun tokoh-tokoh hebat yang ada didalam matematika.
Dengan membaca literasi-literasi tentang matematika ini, kita akan mengenal lebih dekat dengan matematika dan mengerti betapa menariknya matematika untuk dipelajari.