Lihat ke Halaman Asli

Memberi Selagi Kita Bisa

Diperbarui: 20 Juni 2015   05:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mari berbagi, mengabdi, dan menginspirasi. Inilah jargon yang sering kami gunakan dalam hal apapun dan dimana pun. Jargon ini kami ciptakan ketika berdiskusi untuk membuat acara yang akan kami adakan di pertengahan bulan Februari 2014. Atas dasar inilah kami akhirnya berembuk untuk sebisa mungkin memberikan manfaat kepada adik-adik kami yang lain. Meski tidak memberi dengan sesuatu hal yang berupa harta atau materi secara langsung, tetapi kami berharap bisa memberi dengan cara lain, yaitu dengan sebuah kisah-kisah inspiratif. Semoga dengan cara ini dapat merubah cara pandang dan berfikir (mindset) mereka. Sekecil apapun yang kami miliki, bagaimana caranya bisa bermanfaat bagi orang lain.. Setelah acara itu berhasil kami ciptakan, wawasan kami semakin terbuka. Kekurangan-kekurangan itu semakin tampak dan apa saja yang harus kami beri untuk mereka semakin terbuka jelas. Meski saat ini kami sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing dan berjauhan, sebisa mungkin kami tetap menjalin komunikasi dengan baik di dunia maya. Hingga detik hari ini, rasanya otak dan pikiran kami tidak berhenti untuk memikirkan sesuatu yang bisa kami bagi untuk mereka. Di pertemuan yang pertama, tak banyak yang bisa kami berikan. Tetapi di malam yang kedua dan di tempat yang berbeda pula, di sana kami memberikan kisah dan pengalaman terkait perjuangan yang pernah kami alami. Semoga kisah yang sudah kami berikan bisa mereka jadikan pembelajaran dan menjadi batu loncatan untuk menjadi lebih giat, lebih rajin dan lebih baik lagi. Harapan kami satu, mereka bisa berubah dan bisa membuka wawasannya ke depan. Rasanya tugas ini bukan hanya tugas kami saja, tetapi menjadi tugas kita bersama. Bagaimana memberikan semangat kepada mereka yang sedang mengalami kegalauan dan keterpurukan. Melalui tulisan yang sederhana ini, kami ingin mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk : Pertama, berbagi apa yang bisa kita bagikan, dan memberi apa yang bisa kita berikan untuk mereka. Sekecil apapun yang kita bagi, jika itu bermanfaat tentu akan ada imbalannya, entah itu di dunia dan pastinya di akhirat kelak. Kedua, yaitu mengabdi, mengabdi di sini yaitu mengabdi kepada masyarakat. Pergaulan yang saat ini semakin bebas tentu sangat mengkhawatirkan. Tugas kita saat ini bagaimana mengontrolnya supaya tetap berada dalam koridor-koridor agama dan tidak melenceng dari jalannya. Kalau bukan kita yang mengawasinya siapa lagi? Jangan biarkan lingkungan kita menjadi rusak, dan hancur karena pergaulan yang dilarang oleh agama. Ketiga, menginspirasi. Meski tidak bisa memberikan inspirasi kepada orang lain melalui prestasi, tetapi kita bisa menceritakan kisah-kisah orang yang sudah sukses dangan bahasa dan gaya kita masing-masing. Bagi kami, yang demikian sudah termasuk ke dalam menginspirasi. Dengan cerita atau kisah yang kita tampilkan secara tidak langsung merangsang orang lain untuk bisa menjadi seperti apa yang dikisahkan. Sebelum saya tutup tulisan yang sederhana ini, saya punya sebuah ungkapan menarik, “Jangan tunggu menjadi kaya kalau ingin memberi…. Tetapi memberilah di kala kita bisa…” Artinya apa, jangan menunggu untuk menjadi, tetapi lakukan selagi bisa kita lakukan. Jangan menunggu menjadi orang yang hebat dulu, tetapi sebelum menjadi orang hebat pun kita sudah melakukannya. Intinya, selagi kita bisa kenapa harus menunggu…[Zah]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline