¹Amiratul Naafi,²Muhammad Nofan Zulfahmi
Sampah adalah suatu permasalahan yang cukup serius. banyak sekali berbagai kondisi yang berawal dari polusi lingkungan, mulai dari polusi polusi di udara, habitat hewan udara yang terancam hidupnya karena kontaminasi sampah plastik di laut, bahkan bencana banjir akibat sampah yang begitu menumpuk. keterangan dari National Plastic Action Partnership (NPAP) menjelaskan bahwa jumlah atau volume sampah plastik pada tahun 2022 mencapai angka sekitar 6,8 juta ton dan mengalami peningkatan 5% per tahun. Kondisi seperti ini sangat memprihatinkan karena mampu mengancam keberlangsungan kehidupan tidak hanya hewan dan tumbuhan tapi juga manusia itu sendiri. Mengambil langkah-langkah serius dan berkelanjutan sangat penting dalam menghadapi permasalahan ini. Penerapan gaya hidup yang ramah lingkungan mampu menjadi solusi, salah satu upayanya adalah dengan membangkitkan kesadaran akan pentingnya kelestarian lingkungan sedari dini. Mulai dari lingkungan keluarga serta pembiasaan diri di lingkungan sekolah, salah satunya misal dengan penerapan eco school Khoerunisa (2024).
Program eco school yang melibatkan kegiatan seperti pengolahan sampah, penanaman pohon, dan edukasi lingkungan diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dan kepedulian siswa terhadap lingkungan sejak dini. Selain itu dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang partisipatif dan berbasis pengalaman, diharapkan program ini dapat membentuk karakter siswa bertanggung jawab terhadap lingkungan serta mampu berkontribusi dalam upaya melestarikan lingkungan hidup.
Program eco-school dirancang untuk mewujudkan sekolah yang memiliki budaya peduli lingkungan. Implementasinya mengacu pada tiga prinsip dasar, yaitu edukatif (menjadikan lingkungan sebagai bagian dari pembelajaran), partisipatif (melibatkan seluruh warga sekolah), dan berkelanjutan (program terus berjalan dan ditingkatkan). Selain itu tujuan jangka panjang dari program ini adalah untuk membentuk individu yang memiliki karakter peduli lingkungan, bahkan sejalan dengan peraturan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menekankan pentingnya pengembangan karakter bangsa. Selain itu, ada juga peraturan Presiden Undang-undang Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter juga mendukung pelaksanaan program ini dengan mewajibkan seluruh satuan pendidikan untuk mengintegrasikan nilai-nilai karakter, termasuk kepedulian lingkungan, ke dalam seluruh kegiatan pembelajaran.
Pendidikan karakter merupakan fondasi penting dalam mewujudkan visi di Indonesia sebagai negara yang maju dan beradab. Dengan menanamkan nilai-nilai moral dan etika sejak dini, diharapkan terbentuk masyarakat yang berakhlak mulia, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, serta memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Hal ini sejalan dengan amanat konstitusi negara, yaitu Pancasila dan UUD 1945. Komitmen pemerintah terhadap pendidikan karakter semakin diperkuat dengan adanya Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang menempatkan pendidikan karakter sebagai salah satu program prioritas. Lebih lanjut, upaya pelestarian lingkungan yang menjadi perhatian global juga mendorong pemerintah untuk mengintegrasikan pendidikan karakter peduli lingkungan dalam kurikulum pendidikan nasional. Hal ini termasuk dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup Azizah, W. A., (2024).
Konsep Eco-School sejalan dengan pandangan beberapa tokoh pendidikan dan lingkungan hidup. Teori kognitif yang di temukan oleh Jean Piaget menekankan pentingnya pengalaman langsung dalam proses pembelajaran. Melalui program eco-school, siswa dapat secara aktif terlibat dalam kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan, sehingga pengetahuan dan sikap peduli lingkungan dapat terkonstruksi secara efektif. Selain itu, teori pembelajaran sosial Bandura juga relevan. Melalui pengamatan terhadap perilaku guru dan teman sebaya yang peduli lingkungan, siswa akan cenderung meniru perilaku tersebut. Program eco-school dapat menjadi model bagi siswa untuk berperilaku ramah lingkungan. Konsep pendidikan karakter yang digagas oleh Lickona juga sejalan dengan tujuan eco-school. Pendidikan karakter bertujuan untuk mengembangkan nilai-nilai etika, sosial, dan kewarganegaraan yang baik, termasuk kepedulian terhadap lingkungan. Selain itu demikian, program eco-school tidak hanya mengajarkan pengetahuan tentang lingkungan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai yang akan membentuk karakter siswa sebagai individu yang bertanggung jawab terhadap lingkungan Fitriyanti (2024).
Referensi
Khoirunnisa, S. (2024). Karakter Peduli Lingkungan Peserta Didik Dalam Penerapan Eco Literacy Untuk Mendukung ESD Di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan, 24 (1), 110-118.
Azizah, W. A., Kiptiyah, S. M., & Arahman, D. P. (2024). Program Inovatif untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Pengembangan Karakter Pengembangan Karakter Siswa SD. Reativ Publisher. 223 - 226
Fitriyanti, L. N., & Setiawan, A. C. (2024). Implementasi Program Surabaya ECO School (Ses) Dalam Menumbuhkan Karakter Cinta Lingkungan Di SDN Rungut Mengenal I Surabaya. Edu Learning: Journal of Education and Learning, 3(1), 92-97.