"Ayah, Aku punya hadiah buat ayah. Terima kasih sudah menjadi ayah yang hebat untuk aku."
Ucap seorang anak laki-laki itu sambil memberikan sebuah kertas yang dilipat. Mungkin terlihat sangat sederhana memang, hanya kertas yang dilipat sekedarnya. Tanpa ada tulisan kata-kata yang bisa dibaca, hanya sebuah coretan abstrak dengan berbagai warna. Kira-kira apa yang dirasakan sang ayah? Terharu pasti karena sang anak mengungkapkan dengan tulus sehinga hadiah tersebut memiliki kesan tersendiri bagi sang ayah dan sang ayah menghargai hadiah yang diberikan.
Tapi, adakah orang tua yang tidak merasakan ketulusan itu dan menganggap itu hanya sebuah kertas biasa dengan coretan yang tidak bisa dibaca? Apakah kita selalu melihat hal yang sederhana itu dari sisi sang anak? Membuat hadiah tersebut dengan semua perasaan dan ketulusannya?
Jawabannya pasti ada, karena apa? Karena para orang tua yang tidak mau ataupun lupa melihat hal tersebut dari sudut pandang sang anak.
Aku teringat masa kecilku disaat anak-anak lain pada hari ulang tahunnya mendapatkan banyak hadiah dari teman-teman atau keluarganya, aku tidak pernah mendapatkan banyak hadiah.
Aku tetap bahagia karena orang-orang yang hanya memberiku ucapan selamat dan keluargaku yang mendoakanku ku anggap itu juga merupakan hadiah. Jadi, sampai sekarang pun tak pernah aku memiliki pemikiran bahwa sebuah hadiah itu harus berupa barang mahal dan lain sebagainya.
Pada dasarnya hadiah itu tidak hanya diberikan pada saat perayaan ulang tahun, hadiah bisa juga sebagai ungkapan terimakasih, selamat, atau bahkan perpisahan. Hadiah juga bukan hanya berupa sebuah barang yang mahal, bisa juga berupa hasil katya sendiri. Seharusnya malah hadiah itu bukan ditentukan dari seberapa mahalnya barang tersebut. Harus ada ketulusan sehingga yang diberi hadiah pun merasakan pesan yang disampaikan lewat hadiah tersebut.
Hal tersebut perlu ditanamkan sejak dini agar anak tidak selalu berpatokan bahwasannya bila ingin memberikan sebuah hadiah kepada orang lain berarti kita harus membeli sebuah barang di toko. Agar anak juga tidak selalu mengharapkan hadiah berupa sebuah barang-barang mahal yang bisa dibeli.
Banyak sekali hadiah-hadiah yang bisa kita berikan tanpa memerlukan biaya yang besar. Mendaur ulang barang-barang bekas menjadi suatu kerajinan baru atau membuat kartu ucapan sendiri. Belajar membuat hadiah sendiri juga bisa menjadi latihan untuk mengembangkan kreatifitas anak.
Kali ini aku ingin sedikit berbagi bagaimana mengajarkan anak untuk membuat sebuah kartu ucapan sederhana. Alat dan bahan yang perlu kita siapkan yaitu: