Lihat ke Halaman Asli

amira annafia

Mahasiswa di Universitas Diponegoro

Kasus Stunting Masih Terjadi, Mahasiswa KKN Tim II UNDIP 2022 Lakukan Penyuluhan Mengenai Stunting

Diperbarui: 12 Agustus 2022   21:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(dokpri)

Depok (30/07) -  Dilansir dari Berita Depok (www.berita.depok.go.id), Tahun 2022 ini masih terdapat 3.693 balita yang menderita stunting di Depok.  Data dari Kelurahan Pangkalan Jati Baru juga menyatakan bahwa tahun lalu terdapat 5 kasus stunting yang sudah diatasi. Meskipun sudah teratasi, adanya kasus stunting  yang pernah terjadi menunjukkan bahwa belum semua warga mengerti apa yang dimaksud dengan stunting dan diperlukan untuk mencegahya.

Kasus tersebut menjadi ide bagi Mahasiswi Kuliah Kerja Nyata Universitas Diponegoro (KKN UNDIP) , Amira Annafia (Fakultas Psikolologi) untuk melakukan penyuluhan mengenai stunting kepada Karang Taruna Pangkalan Jati Baru. Penyuluhan yang diberikan berfokus pada pengenalan dasar mengenai apa itu gizi dan stunting, pernikahan dini sebagai penyebab stunting, dan cara mencegah stunting. Hubungan antara Pernikahan Dini dan Stunting merupakan permintaan khusus oleh Kelurahan Pangkalan Jati Baru karena mulai maraknya jumlah pernikahan dini di area tersebut.

Penyuluhan Stunting ini diberikan pada Hari Sabtu, 23 Juli 2022 pukul 14.00 WIB. Penyuluhan Stunting ini dibarengi dengan Penyuluhan oleh rekan Tim KKN Kecamatan Cinere lainnya mengenai Bersosialisasi dengan Disabilitas Mental. Penyuluhan ini diberikan kepada Pengurus Karang Taruna yang diadakan di Kantor Kelurahan Pangkalan Jati Baru.

(dokpri)

Umumnya, orang-orang mengetahui bahwa Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi. Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi dalam periode waktu yang lama. Selain itu, Stunting memiliki berbagai faktor penyebab salah satunya adalah pernikahan dini.  Masih banyak masyarakat yang mendukung pernikahan dini sebagai salah satu cara untuk menghindari "zina". Nyatanya, pasangan yang sudah cukup umur pun membutuhkan persiapan pra-nikah yang matang dalam berbagai aspek.  Tugas remaja adalah untuk belajar sehingga kebanyakan remaja belum memiliki pemasukan sendiri atau finansial yang matang. Finansial atau ekonomi yang kurang menyebabkan keluarga dini tidak bias menyediakan makanan dengan gizi yang sesuai bagi anaknya. Selain itu, pernikahan dini dapat memicu konflik peran pada kedua pasangan yang dapat berdampak pada pola asuh tidak acuh pada anak sehingga asupan anak tidak terawasi.  

Selain penyuluhan yang diberikan melalui presentasi, Amira juga membagikan flyer mengenai pentingnya mengenal gizi bagi tubuh untuk mencegah stunting dan materi presentasi penyuluhan yang akan dibagikan kepada dan dimanfaatkan oleh Kelurahan Pangkalan Jati Baru.

Penulis: Amira Annafia




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline