Lihat ke Halaman Asli

Amir Hamzah

CEO SAUNG MIRZA CREATIVE EVENT ORGANIZER

Saung Mirza: Solusi Usaha Event Organizer untuk Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Diperbarui: 12 April 2022   17:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Saung Mirza

Akhir tahun 2019, Pandemi COVID-19 mulai melanda seluruh wilayah dunia. Satu per satu negara mulai terdampak virus yang diakibatkan virus tersebut. 

Indonesia yang awalnya belum terkena, pada awal tahun 2020, mulai timbul korban berjatuhan. Pemerintah dan masyarakat berharap ini hanya pandemi sementara, tetapi ternyata hal ini merupakan awal perubahan di semua bidang usaha manusia.

Tidak hanya bidang kesehatan saja yang terdampak. Tidak sedikit korban yang mulai berjatuhan membuat panik, ketakutan dan kecemasan yang melanda di dalam masyarakat. Banyak yang meninggal atau hanya sekedar terpapar dan sembuh. 

Aktivitas sosial juga mulai banyak dibatasi, bahkan ada yang benar-benar dilarang. Berbagai kebijakan pemerintah membuat semua lini kehidupan masyarakat menjadi lumpuh. Mulai dari kesehatan, ekonomi, pendidikan dan sosial.

Dampak yang paling nyata akibat adanya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) adalah mulai berkurangnya interaksi manusia satu dengan yang lainnya. Pasar mulai sepi, sekolah-sekolah mulai diliburkan, mal dan toko menjadi sepi. Hal ini sangat berdampak bagi wirausaha seperti saya.

Usaha Saung Mirza Event Organizer yang saya miliki, otomatis juga mengalami penurunan yang drastis. Orderan event organizer secara offline atau luring, jasa fotografi dan liputan acara menjadi sepi. 

Kondisi awal diperkirakan masih bisa kami hadapi. Tidak mungkin usaha ini berhenti total. Namun, ternyata perkiraan saya salah. Dampak ekonomi yang dihadapi ternyata cukup berkepanjangan.

Kunci pertama yang harus dilakukan ketika menghadapi masalah bukan mencari solusi terlebih dahulu, tetapi berusaha untuk menenangkan diri. Karena dalam ketenangan itu, sesungguhnya kita telah menemukan setengah dari solusi permasalahan itu sendiri, selebihnya baru kita fokus mencari setengah solusi lainnya. 

Saya juga memikirkan bagaimana solusi dalam menghadapi pandemi yang seakan masih jauh dari kata “selesai” bahkan setelah berubah menjadi endemi.

Keterbatasan gerak dan pertemuan antar manusia yang diberlakukan pemerintah, memberikan ide bagi saya untuk menambah layanan jasa usaha yang mampu bertahan di masa pandemi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline