Lihat ke Halaman Asli

Ami Prayogo

Dosen, Konsultan Pendidikan Khusus, Penulis

Tinggal di Negara Sering Bencana Alam, Sudahkah Anak Kita Kenal Mitigasi Bencana Sejak Dini?

Diperbarui: 17 Januari 2023   04:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: mitigasi bencana kepada siswa sekolah. (Foto: KOMPAS.COM/VITORIO MANTALEAN)

"Generasi Indonesia sudah seharusnya tidak hanya mengenal  potensi sumber daya, tetapi juga potensi bencana alam di lingkungan mereka tinggal masing-masing."

Indonesia, terletak di wilayah ring of fire menjadikan berkah dengan adanya berbagai potensi alam dan pariwisata. Di balik itu, resiko tinggi sering terjadi bencana alam seperti gunung meletus dan gempa bumi mengintai penduduk Indonesia. 

Ditambah lagi, sebagai negara kepulauan yang dikelilingi oleh lautan, jika terjadi gempa bawah laut bisa saja terjadi tsunami. 

Demografi Indonesia yang di keliling pertemuan tiga lempeng bumi, yakni lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australi, dan lempeng Pasifik, menjadikan Indonesia rawan gempa bumi akibat pergeseran lempeng tersebut. Belum lagi ditambah bencana alam banjir dan tanah longsor. 

Generasi Indonesia sudah seharusnya tidak hanya mengenal  potensi sumber daya, tetapi juga potensi bencana alam di lingkungan mereka tinggal masing-masing. 

Itu termasuk mengenali resiko apa yang akan terjadi jika mereka tinggal di kawasan pegunungan yang terdapat hutan, terdapat gunung berapi aktif, di daerah pantai, dekat bantaran sungai, dan di perkotaan yang padat penduduk. 

Sehingga, mereka tidak hanya familiar dengan lingkungan mereka, tapi juga memiliki kesadaran bagaimana menjaga kelestarian alam tempat tinggal mereka  dan tau apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana. 

Bencana alam sangat mungkin terjadi tidak hanya karena faktor kondisi geografis Indonesia, tapi juga karena pemanfaatan sumber daya alam yang tidak bijaksana. 

Anak-anak perlu dibekali dengan kemampuan literasi tentang lingkungannya (ekologis) agar dapat  turut serta menjaga keseimbangan alam antara konsumsi masyarakat dan kemampuan alam untuk menopangnya. Literasi terhadap kelestarian alam ini disebut dengan gerakan ekoliterasi yang dicetuskan oleh Fritjof Capra (1995). 

Generasi muda yang punya kesadaran tentang kelestarian alam merupakan investasi masa depan tentang kehidupan yang keberlanjutan. Termasuk bagaimana generasi muda nanti memiliki kecakapan dalam mengelola lingkungan ketika terjadi bencana alam.

Tinggal di kawasan Gunung Merapi yang merupakan kawasan wisata namun juga beresiko terkena dampak erupsi menjadi alasan kenapa anak-anak usia sekolah dasar di Dusun Brengosan sangat perlu mempelajari mitigasi bencana. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline