Lihat ke Halaman Asli

Tenggang2 Lopi

perahu keseimbangan

Sedih dan Merasa Kehilangan itu Ada karena Merasa Memiliki

Diperbarui: 4 Mei 2021   08:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Lagu Memiliki Kehilangan-nya Letto sangat relate dari apa yang pernah saya alami. Bukan karena saya sedih karena merasa kehilangan sesuatu hal. Tapi karena saya gundah kenapa saya bisa sesedih itu.

Maka saya tarik garis ke belakang, sambil mendengarkan penjelasan Mas Sabrang sebab terciptanya lagu tersebut. Menurut Mas Sabrang lagu tersebut lahir dari kisah ketika Mas Sabrang diberi HP oleh Mbah Nun, sewaktu SMA. Mas Sabrang mengaku senang karena tidak biasanya Mas Sabrang mendapatkan suatu hal dari Mbah Nun dengan mudahnya tanpa melewati perdebatan yang cukup serius.

Pada kondisi senang itu ternyata setelah seminggu berjalan HP pemberian Mbah Nun itu ketinggalan di tempat ATM. Waktu itu Mas Sabrang merasa sedih dan takut dimarahi Mbah Nun. Di sepanjang kesedihannya itu Mas Sabrang merenungi kenapa dirinya kok sedih ya. Lha wong dari kecil sampai SMA tidak pernah pegang HP, dan baru seminggu pegang HP lantas hilang beliau merasa sedih.

Mas Sabrang merasa malu jika terus larut dalam kesedihan dan harus menemukan alasan dan jalan keluarnya.

Ternyata sedih itu menurut Mas Sabrang bukan karena kita kehilangan, tapi karena hati kita berpindah dari yang semula punya menjadi tidak punya. Dari yang semula memiliki suatu hal menjadi tidak memilikinya.

Maka dalam lirik lagu itu Mas Sabrang berpesan bahwa rasa kehilangan akan ada jika kita merasa memilikinya. 

Lirik lagu beserta penjelasan Mas Sabrang ini ngena banget pada kondisi saya. Kejadiannya sama persis dengan Mas Sabrang yang waktu itu sedang sedih dan merenungi kesedihannya. Maka berdasar cerita pengalaman Mas Sabrang itu saya mencoba menarik garis kepada diri saya sendiri.

Kenapa saya kok bisa sedih dan takut kehilangan banget?

Apakah karena saya memang terlalu gede rumongso terhadap suatu hal yang semestinya bersikap biasa-biasa saja.

Misalnya ketika saya berposisi jomblo, ketika dekat dengan salah satu cewek banyangan dan rumongso saya selalu saya bawa melayang sampai angan-angan yang tinggi, menabrak bayangan masa depan yang hitam pekat.

Hal itu ada baiknya sebagai motivasi dalam menjalani hidup. Tapi buruknya ketika kita tidak bisa menakar rumongso kita bisa jadi kita malah halu, baper dan bisa sangat sedih ketika apa yang kita bayangkan tidak sesuai faktanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline