Setiap hari umat muslim mendirikan sholat lima waktu karena merupakan kewajiban. Umat muslim senantiasa berusaha memenuhi panggilan Allah tersebut. Sebagian menjalankan dengan penuh keikhlasan karena mereka merasa butuh untuk melaksanannya. Namun, ada juga sebagian yang hanya sekedar menggugurkan kewajiban. Niat tiap orang dalam menjalankan sholat tergantung pada keimanan mereka masing masing.
Keimanan merupakan hadiah dari Allah bagi hambanya yang selalu ingat kepadanya. Dengan keimanan yang kuat akan membuat orang tersebut menjalankan ibadah dengan ikhlas dan masimal, semata-mata berharap ridho dari Allah. Dengan menjalankan ibadah dengan baik akan menjaga orang tersebut dari berbagai godaan setan yang menyesatkan. Berbeda dengan orang yang keimanannya kurang, orang tersebut akan cenderung untuk melalaikan perintah Allah SWT dan akan lebih mudah digoda oleh setan.
Keimanan tiap orang tidak dapat dinilai dari luar secara fisik atau penampilan. Allah lah yang berhak menentukan keimanan seseorang. Karena, kita beribadah hanya untuk Allah dan tidak ada hubungannya dengan orang lain. Jika kita beribadah ada niatan agar dilihat orang lain, berarti kita belum ikhlas dalam beribadah dan ibadah kita tidak murni karena Allah. Hal ini yang dapat melunturkan keimanan kita dan dapat menghilang-kan kekhusyukan dalam beribadah.
Keimanan seperti gelombang sinusoidal yang naik turun sepanjang waktu. Saat keimanan kita bernilai positif, kita akan senatiasa rajin dan khusyuk dalam beribadah. Namun, sata keimanan kita bernilai negatif, akan berkebalikan.
Kita harus menjaga keimanan kita agar steady-state pada nilai positif dengan rspon transien mendekati set-point positif. Dengan demikian, kita dapat menyambut bulan ramadhan dengan maksimal dan tidak melewatkan tiap kesempatan untuk meningkatkan pahala.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H