Lihat ke Halaman Asli

Senyumnya Adalah Buku yang Indah

Diperbarui: 18 Juni 2015   08:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Catatan : Traveling Literasi (1)

ANGGAPAN bahwa sulit mencari pejabat yang berintegritas ditengah gersangnya birokrasi tidaklah selalu benar. Masih banyak mutiara bening itu ada diantaranya. Bahkan mutiara itu bisa menjadi cermin bening bagi stafnya yang kadang malah sedang “berlomba-lomba” menjadi birokrat baru yang kelak menjadi pejabat.

Salah satu mutiara itu namanya Ir Nining Sutriningsih, Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Kota Balikpapan. Dia seorang pejabat yang “luluh” dengan jabatannya, melebur dengan anak buahnya dan menjadi tauladan menarik, karena tidak merasa dirinya pejabat yang harus selalu dihormati.

“Saya ini gak punya keinginan menjadi pejabat. Sejak awal, saya justru senang kalau menjadi staf karena tujuan saya di Balikpapan adalah mendampingi suami,”tuturnya. “Tapi Karen amanah, ya saya jalankan. Tapi saya kalau boleh memilih, enak bisa mendampingi para pengusaha UKM yang dulu saya damping saat saya dinas disana.” Tambahnya.

Bahkan Ibu yang tetap cantik di usia 55 tahun ini, merasa perpanjangan pensiun sesuai aturan terlalu lama untuk seorang ibu seperti dirinya. “Saya ingin mengabdikan hidup saya untuk anak anak dan suami. Bahkan di usia saya seperti sekarang, harusya saya lebih banyak berguna untuk masyarakat.”

Dalam acara Training Excellence BPMP2T Balikpapan di Yogyakarta belum lama ini, Bu Nining, begitu ia akrab diambil tampak menyatu dengan 55 anak buahnya yang ikut pelatihan yang digelar MEPTraining Center ini. Tidak ada jarak, enjoy dan tidak merasa sebagai seorang pejabat. “Mereka semua anak anak dan adik adik saya. Saya berkewajiban membimbing mereka.”

Karena kebersahajaan bu Nining itulah, sampai saya berani menyebut, bahwa guru utama para pegawai BPMP2T Balikpapan bukanlah buku, atau para motivator dan trainer. Guru utamanya adalah Kepala Badan itu sendiri yaitu bu Nining.

“Bu Nining ini guru utama bapak ibu saudara sekalian. Senyumnya adalah cermin keikhlasan hidupnya. Bahasa tubuhnya adalah cermin kebersahajaan dan kebaikan hatinya. Jadi jangan berguru ke orang lain, cukup ke bu Nining,” tutur saya saat malam keakraban peserta.

Masa depan bangsa masih ada kecerahan. Optimisme terhadap kemajuan bangsa masih terlihat nyata di depan mata, kalau masih banyak pejabat di negeri ini seperti wanita mulia ini. Optimisme harus terus digelorakan,karena bintang bintang kecil di berbagai wilayah itu akan menjadi pemandangan yang menarik apabila bersinar dimana mana.

Keindahan itu terbangun oleh cahaya bintang yang bersinar dimana – mana. Dari sudut sudut negeri yang mewarnai ketegaran,kehebatan bangsa Indonesia di masa depan. Sayangnya, orang hebat seperti ini tak akan menghiasi media masa. Media cetak atau elektronik hanya akan mengeekspose orang bening seperti ini, ketika sedang menghadapi masalah.

Akibatnya, sinar yang beredar ke pelosok negeri adalah bintang buram. Tentu ini harus “dilawan”dengan menampilkan keindahan bintang dari para penulis lewat media sosial yang kin bertebaran. …* Salam Literasi

Rumah Belajar MEP Jombang, 24 Juni 2014




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline