Di tengah ingar-bingar paparan informasi Corona (Covid-19), tetiba saya teringat dengan konsep Pemerintah yang pernah mengembangkan 100 Smart City di Indonesia. Apa kabar 74 Kota/Kabupaten yang katanya sudah didampingi oleh Pemerintah dalam menerapkan Konsep Smart City ketika menghadapi ancaman virus itu?
Menurut Kominfo, Smart City adalah konsep pengembangan kabupaten/kota yang menggunakan prinsip teknologi informatika untuk kepentingan bersama. Salah satu unsur yang dikembangkan dalam konsep ini adalah Smart Government alias penyelenggaraan pemerintahan yang cerdas karena memanfaatkan teknologi informasi sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan layanan publik dapat dilakuan secara efektif dan efisien.
Mestinya kalau sudah cerdas, tidak akan ada kepanikan publik apalagi kegagapan pemerintah. Bukankah wilayah-wilayah tersebut sudah dapat mengakses atau mendapat asupan informasi yang berkualitas dari pemerintahnya?
Dalam 74 kabupaten/kota yang sudah didampingi tersebut, sebagiannya menjadi wilayah yang terpetakan dalam tracking penderita dan suspect Corona.
Tidakkah kata Smart yang disandang telah menjadi beban yang terlalu berat disematkan kepada mereka? Atau mungkin masih dalam tahap bermimpi karena pendampingannya sudah berhenti?
Coba kita melakukan hitungan head to head antara Konsep Smart City dengan isu atau masalah paparan Corona. Pembandingan kita lakukan dengan mengacu kepada 7 (tujuh) prinsip dasar dari konsep Smart City sebagaimana ditayangkan di laman Kominfo lalu kita amati praktek yang terjadi di tengah isu Corona di negara kita.
Jangan bayangkan pengujian ini sebagaimana riset akademis yang njelimet itu.
- Kolaborasi dan keikutsertaan masyarakat
Dalam konsep ini, Smart City menang karena kolaborasi dan keikutsertaan masyarakat membendung Corona sudah terlihat dan menguat didukung oleh masifnya pemberitaan perihal ancaman, bahaya dan dampak penyebarluasan Corona. Meski mungkin saja bukan peran langsung Smart City, tapi paling tidak ekosistem ke arah smart sudah terbangun dipublik. Skor 1:0.
- Operasional lebih efisien
Dalam konsep ini, Smart City kedodoran karena tidak terlihat penerapan konsep Smart dalam penanganan isu dan tindakan preventif-kuratif. Justru yang muncul di publik adalah kepanikan atau kegagapan Pemerintah padahal kejadian di banyak negara sudah banyak terinfokan terlebih dahulu.
Kita tidak melakukan persiapan yang optimal sehingga ketika si virus benar-benar datang berlakulah "tiba masa tiba akal". Menteri Keuangan pun sampai bersurat ke Pemda, yang tentu saja semua 74 daerah dampingan Kominfo juga termasuk, agar melakukan penyesuaian anggaran daerah masing-masing untuk menangani kebutuhan mendesak Corona ini. Skor 1:1.
- Manajemen organisasi, sumber daya manusia dan infrastruktur