Lihat ke Halaman Asli

Menjadi Pejabat (bagian 2)

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Menjadi pejabat memang terbukti enak. Selain tidak perlu bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya. Ia pun punya wibawa di kalangan masyarakat luas. Sementara itu kondisi ekonominya lebih dari cukup dan pengaruhnya membuat orang lain berfikir berkali-kali bila harus bermasalah dengan sang pejabat. Oleh karena itu seorang pejabat dimata orang tuanya, mertuanya, anak istrinya menjadi kebanggan. Tidak hanya keluarganya, seorang pejabat dimata sanak saudarnya, karib kerabatnya, teman dan handai taulannya juga sangat dibanggakan. Bahkan Ia juga menjadi kebanggaan almamater dan orang-orang yang pernah mengenalnya dengan dekat. Selain sebagai kebanggan bagi yang telah disebut di atas, seorang pejabat juga sebagai andalan. Tidak aneh bila ada kejadian atau peristiwa baik yang biasa maupun yang luar biasa, mereka pasti minta uluran tangan dari sang pejabat untuk menyelesaikannya. Hal seperti itu sudah bukan rahasia lagi di tengah masyarakat kita sejak zaman orde lama, orde baru sampai dengan orde reformasi sekarang ini. Seorang pejabat bisa saja menebar simpati kepada khalayak ramai agar dukungan pada dirinya tidak putus. Apalagi untuk pejabat yang dipilih oleh rakyat lewat pilkada,  seribu cara akan tetap dilakukan demi sebuah jabatan yang menggiurkan. Namun demikian seperti kata peribahasa "sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya jatuh juga".




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline