Memasuki awal tahun, biasanya kebanyakan orang membuat resolusi. Bisa resolusi baru atau melanjutkan resolusi tahun sebelumnya yang tidak terlaksana. Begitu pun dengan saya. Resolusi untuk tahun ini adalah menggiatkan kembali tulis-menulis, khususnya di kompasiana. Artikel terakhir tercatat di bulan Maret 2018. Setahun sebelumnya, hanya ada tiga tulisan. Untuk itu, mengawali awal tahun ini, saya coba menuliskan pengalaman membaca novel Vegetarian karya Han Kang dari Korea Selatan.
Saya termasuk terlambat membaca buku international best seller ini. Niatnya sudah lama tetapi baru kesampaian membelinya di online shop di Instagram pada November lalu. Eka Kurniawan-salah satu novelis favorit saya-memuji Vegetarian sebagai satu dari lima novel terbaik yang pernah ia baca. Mencekam, tapi mengasyikkan. Well, mendapat pujian darinya, segera saya menyibukkan diri untuk menyelesaikan novel setebal 221 halaman ini.
Sepakat dengan Eka Kurniawan, masih dalam pujiannya, buku ini tidak secara eksplisit menerangkan tentang pola hidup vegetarian. Kim Yeong Hye, tokoh sentral, memang memutuskan menjadi vegetarian, namun bukan karena ikut tren. Ia menjadi vegetarian karena mimpi. Han Kang, menurut saya, menuliskan mimpi yang dialami Hye cukup absurd. Ada darah, daging, malam mencekam, pisau, pembunuhan, tangisan, kesunyian, ketakutan. Dari mimpinya ini Hye berubah total. Keinginannya berhenti makan daging ditolak oleh keluarga besarnya. Dalam satu adegan, ayahnya yang veteran perang, memaksa dia untuk makan daging dalam acara keluarga, dan ketika Hye bersikeras menolak, ayahnya memukulnya dengan keras.
Suami Hye, Jung, sepertinya tidak terlalu keberatan istrinya menjadi vegetarian. Hanya saja, ia dongkol ketika istrinya menyingkirkan semua daging atau makanan yang terbuat dari daging. Bertambah dongkol karena istrinya berubah menjadi pendiam, murung, dan bersikap aneh, seperti membuka baju dengan alasan merasa gerah. Puncaknya adalah ketika Hye berusaha bunuh diri dan dirawat di rumah sakit.
Lalu, tiba-tiba istrinya menghilang dari kamar dan ditemukan sedang duduk termenung di kolam air mancur rumah sakit dengan baju setengah terbuka yang memperlihatkan payudaranya dan ada jejak darah di mulutnya, yang ternyata berasal dari tiga ekor burung yang mati di kepalan tangannya.
Jung meninggalkan istrinya. Hye tinggal sendiri dan dirawat oleh kakaknya, Kim In Hye. Relasi kakak-adik ini tidak lagi soal keputusan Hye tidak makan daging. Lebih dari itu. In, bukan hanya istri yang setia pada suaminya, tapi juga tulang punggung keluarga.
Suaminya adalah seniman yang penghasilannya tidak menentu. Kim In bisa menerima nasib ini dan tidak pernah menyoalkannya. Sial bagi dia, ketulusannya sebagai istri dirusak oleh fantasi liar suaminya. Suami In ingin membuat video sepasang laki-laki dan perempuan yang beradegan bugil dengan sebagian tubuh dihiasi lukisan. Dan ia tertarik menjadikan Hye sebagai aktris. Ia memberanikan diri menemui Hye dan ternyata tawarannya disukai Hye. Sedangkan untuk pemeran laki-laki ia berhasil membujuk rekannya.
Bertempat di ruangan kerja, ia melukis dua tubuh itu secara bergantian dan mengarahkan mereka untuk berbaring dan berpelukan. Namun, ia tidak puas. Ia ingin mereka juga melakukan adegan seksual. Permintaan ini ditolak temannya. Sebagai seniman ia merasa tidak puas dengan karyanya itu. Di sinilah muncul ide liarnya. Ia menjumpai Hye dan menawari dirinya sebagai pengganti temannya.
Dan lagi kembali Hye setuju. Petaka terjadi. Setelah bersetubuh, mereka tertidur lelap, dan tanpa disangka istrinya menjenguk Hye di pagi hari. Kim In Hye menunjukkan kemarahannya dengan elegan. Ia bersikap tenang. Ia hanya berkata bahwa suaminya telah gila dan memanfaatkan adiknya yang linglung. Selanjutnya In mengirim mereka berdua ke rumah sakit jiwa.
Selama di rumah sakit jiwa, In dengan setia menjenguk adiknya. Ia tetap percaya adiknya dapat normal kembali. In sama sekali tidak menaruh dendam akibat perbuatan hina antara adiknya dengan suaminya.
Sayang, harapan In tidak berhasil. Kondisi Hye semakin menyedihkan. Ia tidak mau makan. Bahkan pernah kabur dari rumah sakit meski berhasil kembali ditemukan. Akhirnya, Hye dibawa ke rumah sakit untuk dirawat. Dalam perjalanan, In berbisik kepada adiknya dan masih percaya ia dapat kembali normal. Tetapi itu pun sia-sia.