Lihat ke Halaman Asli

Aminnatul Widyana

Blogger yang suka cari ilmu

Campina Melegenda Lintas Generasi

Diperbarui: 24 Agustus 2018   05:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Campina Melegenda Lintas Generasi

Perkenalanku dengan Campina

Bermula sekitar seperempat abad yang lalu aku berkenalan dengannya. Es krim dengan rasa dingin, lembut, bercampur manis yang begitu terasa di lidah. Hanya semangkuk ukuran sedang, pemberian bibi yang pulang bekerja dari Bandung kala itu...

Yup, tepat di moment lebaran, dimana seluruh anggota keluarga dari ayahku berkumpul di tanah kelahirannya, Ngawi. Demikian pula denganku beserta kedua orangtuaku. Kami ikut berkumpul di sana, beramai-ramai bersilaturrahim sambil mengenang masa lalu mereka. Semua kegiatan dan obrolan khas akan suasana Hari Raya Idul Fitri. Aku yang masih berusia 5 tahun, belum begitu memahami pembicaraan orang-orang dewasa yang sedang asyik bercakap. Aku ikut saja alur cerita mereka, mengalir tenang, tanpa gelombang intrik dan politik.

Rumah Bibi di Ngawi

Hingga keesokan harinya, yang kuingat, aku diajak bibi dan paman bersilaturrahim ke rumah salah satu keluarga di Yogyakarta. Diiming-iming berjalan-jalan ke Malioboro, aku mengiyakan saja ajakan mereka.

Perjalanan malam pun dimulai, aku tidur pulas di dalam bus antarkota yang membawa kami bertiga menuju kota tujuan. Paginya, sesampai di tempat yang dituju inilah, pertama kalinya aku berjumpa dengan es krim legendaris Campina. Bibi yang membelikanku semangkuk ice krim karena melihatku capai, lelah karena perjalanan yang telah kami tempuh. Yah, demi mengembalikan mood dan keceriaanku seperti sedia kala.

Tahu kan, kalau es krim diklaim bisa meredakan stress dan mengembalikan keceriaan?! Apalagi untuk anak-anak usia lima tahun, sudah pasti suka dengan es krim.

Dengan lahapnya aku makan makanan yang teramat istimewa itu. Jangan heran, bila semangkuk es krim bagiku saat itu sudah sangat mewah. Bagaikan makanan yang disajikan dari restoran hotel bintang lima. Karena memang kondisi keluargaku waktu itu tergolong akar rumput. Keluarga dengan kemampuan ekonomi yang pas-pasan, bahkan tergolong kelas bawah.

Kini, setelah 25 tahun berlalu, es krim Campina ini masih melegenda di lidahku. Bahkan setelah lintas generasi. Lalu setelah aku mempunyai dua anak, semakin sering kunikmati kelembutannya. Kadang di waktu sore, aku mengajak mereka ikut serta menikmati kelezatannya di scoop counter Campina terdekat.

Begitu pula dengan kedua adikku, kami sekeluarga semua suka es krim Campina. Di waktu senggang, saat berkumpul, sering kami membeli es krim Campina untuk dinikmati bersama-sama di rumah.

Kebersamaan dengan Campina

Berkenalan Lebih Dekat dengan Campina

Aku baru mengetahui, ternyata...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline