Lihat ke Halaman Asli

Gawai dan Semangat Literasi

Diperbarui: 5 November 2020   21:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Oleh : Amin Fitria Diningrum

Perkembangan teknologi yang kian pesat semakin mempermudah seseorang dalam mencari informasi. Saat ini setiap orang tidak terlepas dari gawai, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. 

Gawai menjadi primadona masyarakat, mereka berlomba-lomba memiliki gawai dengan teknologi tinggi tidak peduli dengan  harganya yang selangit. Hingga ungkapan buku jendela dunia nampaknya perlahan bisa dimungkinkan sirnah. Padahal, secara akademis literasi merupakan salah satu kunci kemajuan sebuah bangsa.

Segala aktifitas manusia tidaklah terlepas dari literasi. Namun, seiring dengan perkembangan zaman literasi harus berdampingan dengan teknologi dan gawai. Pesona gawai berfungsi sebagai sarana mengakses berbagai informasi, media komunikasi, media penyimpanan data sampai dengan sarana hiburan. Kemajuan teknologi ini menyebabkan banyak perubahan dan dampak dalam kehidupan manusia.

Dampak yang sangat terlihat dari kemudahan literasi di era gawai adalah sangat mudahnya bagi seseorang untuk memperoleh informasi baik yang bersifat positif maupun bersifat negative. Salah satu dampak negative dari era gawai ini adalah semakin mudahnya seseorang dalam mensadur karya orang lain (copy paste). Oleh karena itu, generasi muda menjadi malas membuka buku dan lebih senang berselancar dengan bantuan internet.

Terlepas dari segala dampak negative era gawai pada zaman sekarang, dan apabila mendapat pengawasan yang tepat dan adanya sosialisasi penggunaan gawai yang baik sepertinya hal negative tersebut akan hilang dan lebih menonjolkan dampak positif yang lebih bermanfaat. Mudahnya mengakses informasi era gawai dalam bidang literasi dapat terlihat dengan maraknya e-book yang mudah diakses. Penulis dan pembaca dapat mudah berselancar dan berkomunikasi dengan kemajuan teknologi yang ada.

Budaya literasi yang rendah disebabkan oleh pola pikir yang hanya berbasis pada hasil, bukan prosesnya. Dalam meningkatkan budaya literasi maka perlu adanya motivasi dan sosialisasi yang tepat untuk semua kalangan. Hal ini perlu dilakukan agar tidak adanya generasi yang tertinggal dan mudah menyalahgunakan teknologi.

Literasi tidaklah terbatas pada buku saja, tujuan literasi dapat tercapai dengan baik jika kita dapat membuka mata sedikit lebih lebar terhadap lingkungan. 

Teknologi dan gawai bukanlah musuh bagi generasi yang malas akan literasi, namun jika digunakan dengan tepat akan membuat generasi yang maju dalam segi pola pikir maupun teknologi. Seperti sebuah slogan "Dunia dalam genggaman tangan" literasi akan mudah dilakukan tanpa terkendala dengan tempat dan waktu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline