Lihat ke Halaman Asli

SM-3T Tidak Kultural

Diperbarui: 22 November 2015   20:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Untuk mencapai tujuan pendidikan dengan efektiv, maka dua hal yang paling utama untuk di benahi yaitu guru dan siswa atau peserta didik, tetapi indicator yang harus di utamakan adalah guru. Apabila sebuah lembaga pendidikan berhasil menyiapkan tenaga pendidik yang berkualitas atau bias dikatakan professional dalam pekerjaanya, maka dengan penuh rasa percaya diri bisa dikatakan peserta didiknya juga berkualitas. Dalam rangka meningkatkan kualitas guru pemerintah menerapkan sebuah system kualifikasi pegawai pendidikan yang begitu ketat dan penuh tantangan”PPG SM-3T”, sementara tidak memandang salah satu indicator yang mendukung tercapainya tujuan pendidikan,yaitu budaya masyarakat”kultur”. Seorang guru ketika menjalankan proses pembelajaran, untuk lebih mudah maka harus kontekstual dan sesuai dengan kebutuhan social serta budaya yang sudah tertanam sejak lama pada setia suku, ras social masing-masing..

 

Jalur seleksi SM-3T di tujukan kepada setiap sarjana pendidikan dengan tujuan untuk membantu pembangunan pendidikan di daerah yang terpencil, terluar dan tertinggal. Siapa yang ingin menjadi PNS maka di wajibkan mengikuti jalur sm-3t, dan untuk mendapatkan gelar GGD atau guru garis depan. Setiap peserta akan di berbakti selama se tahun di berbagai daerah yang masuk kategori 3T, terpencil, terluar dan tertinggal, diantaranya Untuk  SM-3T angkatan I hanya memiliki 3 wilyah sasaran, yakni Aceh, NTT dan Papua. Pada angkatan selanjutnya wilayah sasaran ditambah dengan Kepulauan Riau, Kalimantan, Maluku, Papua dan daerah 3T lainnya.daerah-daerah ini adalah daerah yang memiliki tradisi tersendiri, Bagaimana si guru ini akan mengembangkan proses pembelajara sementara dia tidak memahami masalah kultur dan kebutuhan masyarakat? Ini justru membunuh kreatifitas guru. Guru tidak lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan pembelajaran, sebab harus menyesuaikan diri terlebih dahulu dengan kultur social yang ada di daerah tersebut.

 

Konsep pendidikan harus di sesuaikan dengan kebutuhan dan budaya masyarakat, dan guru di berikan wewenang untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan konteks budaya dan kebutuhan masyarakat,karna guru yang lebih memahami keadaan dan kebutuhan masyarakat. bisa ngak? “Seseorang yang baru pertama kali pergi ke suatu daerah tertentu , kemudian langsung bisa memahami keadaan social”mustahil loohh…!”apa lagi kalau guru ini di tempatkan di daerah yang masi memprioritaskan bahasa daerahnya, “berkomunikasi saja sangat sulit, apa lagi mau mengembangkan proses pembelajaran”.

Di lihat dalam segi untuk meningkatkan kualitas guru, SM-3T sangat menunjang untuk pembangunan pendidikan kita, tapi apakah hal ini membantu guru untuk melakukan proses pembelajaran?lagi-lagi ini membunuh kreativtas guru. Seharusnya kalau memang tujuannya untuk membangun pendidikan bukan dengan cara memberikan bantuan tenaga pendidik di daerah 3T ini, belum tentu tenaga pendidik ini mampu merubah kualitas masyarakat atau pelajar yang ada di daerah ini. Sebab pengalaman guru yang di kirim di daerah 3T ini belum seberapa, apakah sudah pernah menjadi guru di daerahnya sendiri?”guru yang professional” yang bertanggung jawab atas kualitas peserta didik. Bagaimana bisa menjadi pendidik yang professional di daerah yang jauh berbeda dengang dareahnya sendiri ,” inikan sulit” butuh proses yang sisitematis. Yang harus di tingkatkan lagi untuk membangun pendidikan kita adalah bagaimana pemerintah menyamaratakan semua kebutuhan daerah 3T ini dengan kebutuhan yang ada di daerah yang tidak tergolong 3T baik dari segi pendidikan, ekonomi dan lainsebagainya yang menunjang untuk pembangunan daerah tersebut.seperti memberikan bantuan sarana pendidikan,memperbaiki lingkungan pendidikan, mengurangi biyaya pendidikan khususnya daerah 3T di karena perekonomiannya sangat krisis dan lain sbgnya yang memudahkan masyarakat 3T untuk meningkatkan kualitas pendidikannya. Sekian pandangan saya tentang SM-3T. yang sudah baca , entah dari pihak mana guru,masyarakat, mahasisiwa beri komentar ataupun kritikan dan bagi pemerintah beri tanggapan . Dan saya mohon maaf bila masi banyak kekurangan ,kesalahan, saya juga masi dalam tahap belajar. Terimakasih

Billahifisabililhaq fasthabiqul khairat




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline