Lihat ke Halaman Asli

Apa Itu Kontrak Derivatif dan Apa Saja Permasalahan yang Berpotensi Timbul di Dalamnya?

Diperbarui: 19 Maret 2024   23:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kontrak derivatif merupakan perjanjian antara dua pihak untuk membeli dan menjual  aset  di  masa  depan  dengan  harga  yang telah disepakati.  Instrumen derivatif variabel dasarnya adalah instrumen keuangan berupa saham,  obligasi,  indeks  saham,  indeks  obligasi,  mata  uang  dan  suku  bunga. Untuk  meminimalkan  risiko  fluktuasi  nilai  tukar,  dapat  melakukan lindung  nilai  yaitu dengan  derivatif  mata uang (al.  W.  e.,  2014). Instrumen ini digunakan untuk mengambil keuntungan dari perkiraan harga di masa depan, dengan potensi imbal hasil yang tinggi.

Jenis-jenis kontrak derivatif meliputi:

  • Kontrak Futures

Kontrak Future adalah perjanjian untuk membeli atau menjual aset tertentu pada tanggal di masa depan dengan harga yang telah disepakati. Kontrak ini diperdagangkan di bursa atau pasar berjangka, dan biasanya digunakan oleh spekulator dan hedger [Hull, J. C. (2015)].

  • Kontrak Forwards

Kontrak Forwards adalah perjanjian bilateral untuk menyerahkan aset atau komoditas dengan harga, jumlah, dan tanggal yang sudah disetujui. Transaksi ini selesai ketika aset telah diserahkan secara fisik atau neto [Hull, J. C. (2015)].

  • Opsi (Options)

Opsi adalah kontrak yang memberikan pemiliknya hak (tetapi bukan kewajiban) untuk menjual atau membeli aset tertentu pada tanggal di masa depan dengan harga yang telah ditentukan. Opsi dapat berupa opsi jual (put option) atau opsi beli (call option) [Hull, J. C. (2015)].

  • Swap

Swap adalah perjanjian antara dua belah pihak untuk pertukaran valuta melalui pembelian atau penjualan tunai (spot) dengan penjualan/pembelian kembali secara berjangka. Swap biasanya digunakan untuk mata uang asing dan kebanyakan dilakukan di luar bursa untuk mendapatkan kepastian kurs atau suku bunga [Hull, J. C. (2015)].

Namun, meskipun kontrak derivatif memiliki manfaat yang besar bagi para pelaku pasar, mereka juga memiliki berbagai risiko yang harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Berikut masalah yang mungkin timbul dari masing-masing jenis kontrak derivatif:

  • Kontrak Futures

Risiko utama dari kontrak Futures adalah risiko fluktuasi harga, di mana perubahan harga aset dapat menyebabkan keuntungan atau kerugian yang diadjust pada akhir setiap hari perdagangan. Selain itu, risiko kredit juga menjadi perhatian utama karena kontrak Futures diperdagangkan di bursa, yang berarti bursa bertindak sebagai pihak ketiga untuk semua transaksi [Hull, J. C. (2015)].

  • Kontrak Forwards

Risiko utama dari kontrak Forwards adalah risiko kredit, yang serupa dengan kontrak futures. Namun, kontrak Forwards juga memiliki risiko kredit tambahan karena mereka diperdagangkan di luar bursa (OTC), yang berarti tidak ada pihak ketiga yang mengurangi risiko kredit. Jika salah satu pihak tidak memenuhi kewajiban kontrak, pihak lain akan mengalami kerugian [Hull, J. C. (2015)].

  • Opsi (Options)

Opsi memiliki risiko yang berbeda dari kontrak future dan forward. Risiko utama dari opsi adalah risiko kurs, di mana perubahan harga aset dapat menyebabkan opsi menjadi tidak berharga. Selain itu, opsi juga memiliki risiko kredit, mirip dengan kontrak serah, karena mereka juga diperdagangkan di luar bursa [Hull, J. C. (2015)].

  • Swap

Swap memiliki risiko yang unik, terutama dalam konteks pertukaran mata uang. Risiko utama dari swap adalah risiko kurs mata uang, di mana perubahan tingkat kurs mata uang dapat menyebabkan kerugian atau keuntungan. Swap juga memiliki risiko kredit, mirip dengan kontrak serah, karena mereka juga diperdagangkan di luar bursa [Hull, J. C. (2015)].

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline