Lihat ke Halaman Asli

Terima Kasih, Telah Menungguku (Part 2 dari “Maukah Kamu Menua Bersamaku?”)

Diperbarui: 15 November 2015   07:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Hai, kamu.. apa kabar? Bagaimana kabarmu hari ini? Sudah berapakah juz yang telah kamu baca hari ini? Atau bagaimana dengan puasa sunahmu, apakah sudah mulai berjalan? Di mana pun kamu, wahai jodohku, sungguh aku ingin menua bersamamu.

Sayang, tahukah kamu bahwa aku di sini takhanya berdiam diri? Ya, aku sedang berusaha, berusaha sebisaku.. Menjejakkan langkah demi langkah perjuangan, meneteskan setetes demi setetes keringat, bait demi bait doa.. untukmu, masa depanku.
Demi Allah yang tlah menakdirkan kebersamaan kita nanti, kau yang tak kutahu siapa... aku mencintaimu.

Aku tahu kamu tak pernah butuh apa pun dariku, kecuali perjuanganku. Perjuangan untuk membuatmu halal bersamaku. Perjuangan yang akan berlanjut menjadi perjuangan lainnya, yaitu memimpinmu menuju Surga-Nya melalui rumah tangga kita.

Sayang, aku tahu bahwa kita sama-sama mempunyai masa lalu. Jika masa lalu itu buruk bagiku dan bagimu, bagi hubungan kita nanti, maka lupakanlah. Karena kita berjalan ke depan, janganlah terlalu menengok ke belakang... Karena tangan kita akan terus bergenggaman untuk saling menguatkan, jangan kamu takut terjatuh. Aku takkan membiarkanmu terjatuh sendirian.. kita akan merasakan bersama-sama rasanya terjatuh dan melompat. Kuharap, bersamamu, aku bisa melompat jauh lebih banyak dari jatuhnya.

Oh ya, ada yang perlu kamu tahu... aku bukanlah pangeran yang bisa hadir setiap saat bersamamu.. aku bukanlah pangeran yang bisa memberikan semua yang kamu mau.. aku bukanlah pangeran yang selalu tampil dan bersikap sempurna. Ketahuilah, aku hanyalah seorang pria yang tlah kau terima pinangannya. Maka, berjuanglah bersamaku. Dan terima kasih telah menungguku. Menunggu kedatanganku dalam waktu yang lama. Atas penantianmu, akan kujemput kamu dengan akad yang sesuci, sesuci dirimu. Terima kasih telah menungguku dan bersedia menua bersamaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline