Lihat ke Halaman Asli

Teratai: Untuk Sebuah Memoar

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

tatkala itu kudapati teratai di pinggiran kota,

dan kurebahkan tubuhku yang letih,

di ranjang teratai di suguhkan

kau-aku saling memandang.

bibir-bibir kita tak saling berucap,

karena malu dengan teratai yang kita semai

karena malu dengan nafas-nafas kita yang saling memburu di altarnya.

teratai,

tatkala itu, kau kecup aku dengan keringatmu,

dan kau lukis dadaku dengan kata,

dan kau ciptakan hamparan bunga dengan ciuman pendekmu,

teratai,

tatkala itu, kau tinggalkan kenangan didadaku.

Purwokerto 3 Juni 2012




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline