Isu mengenai pemberantasan nyamuk memang telah lama digerakan oleh banyak kalangan baik dari pemerintahan, lembaga kesehatan hingga masyarakat. Ada beberapa hal yang selalu menjadi sorotan terhadap pemberantasan atau pencegahan kembang biak jentik nyamuk yaitu genangan air, tempat sampah, semak-semak yang kotor dan lain-lain. Isu mengenai pemberantasan nyamuk memang telah lama digerakan oleh banyak kalangan baik dari pemerintahan, lembaga kesehatan hingga masyarakat. Ada beberapa hal yang selalu menjadi sorotan terhadap pemberantasan atau pencegahan kembang biak jentik nyamuk yaitu genangan air, tempat sampah, semak-semak yang kotor dan lain-lain.
Namun isu tersebut seolah hanya menjadi kegiatan yang dilakukan untuk agenda tertentu. Padahal kenyatannya kepedulian terhadap pencegahan kembang biak nyamuk harus menjadi agenda rutinan baik itu dilakukan dalam waktu satu minggu sekali dan sebagainya.
Di beberapa daerah tingkat kelurahan biasanya telah ada pembagian peran dalam mencegah kembang biak jentik nyamuk. Misalnya seperti di Purwoyoso Ngaliyan Kota Semarang di mana perempuan PKK memiliki peran dalam pemeriksaan jentik nyamuk. Kegiatan tersebut biasa dilakukan pada setiap hari sabtu dari kurun waktu seminggu. Dengan begitu hal ini dapat menjadi modal sosial dan budaya bagi masyarakat tersebut.
Kepedulian terhadap pencegahan jentik nyamuk menjadi sangat penting dengan seiring bergeraknya COVID-19. Adanya penekanan terhadap pola hidup bersih selama masa pandemi COVID-19 harusnya mampu mendorong masyarakat untuk semakin memerhatikan kebersihan sekitar. Bukan hanya pada sebatas penggunaan masker serta cuci tangan.
Bahkan dikutip dari situs covid19.go.id tercatat pada 3 Juli 2020 bahwa jumlah kasus DBD tercatat 700 ribu kasus di masa pandemi COVID-19 yang didasarkan atas laporan Kementrian Kesehatan.
Dengan demikian perlu adanya ketegasan terhadap pencegahan kembang biak nyamuk pada kesadaran masyarakat. Apalagi dalam kondisi pandemi COVID-19 diharapkan adanya pergerakan kebersihan yang dapat dimulai dari tingkat keluarga hingga kelompok masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H