(Berbagai lembaga survey menangkan tipis. sumber:mencuat.com)
Menang tipis, begitulah kesimpulan cepat, dan gerak cepat Tim Jokowi menayangkan hasil Quick Count, hitung cepat yang super cepat, kurang dari 2 jam. Deklarasi Kemenangan juga cepat, diiringi dengan pesta kemenangan dengan cepat, cukur gundul dengan cepat. Apakah salah? Oh, tidak salah. Tindakan yang sah. Alamiah dan wajar Tim Sukses ingin segera menyenangkan majikannya. demikian juga lembaga-lembaga survey ingin segera menyampaikan hasilnya kepada user-nya. Quick Count itu ilmiah tapi bisa benar bisa juga salah. Ada kasus Quick Count salah, seperti kasus pilgub Jabar 2013 lalu, beberapa Quick Count memenangkan Diyah Pitaloka, tetapi pada hitung KPU yang menang adalah Aher. Potongan beritanya di suaranews.com seperti di bawab ini:
sumber :Quick Count Pilgub Jabar Menangkan PDIP Pada 10 tahun lalu juga sama salahnya sebagian Quick Count yang dipesan Pasangan Mega-Hasyim merilis hasil Quick Count yang memenangkan tipis PDIP. Seperti di bawah ini
sumbernya di detik.com: Mega Menang Tipis Jadi kita sendiri harus arif menerima hasil Quick Count, apalagi penelitinya diketahui punya afiliasi dengan calon yang didukung. Lebih bijak kalau juga berkenan mencari pembanding. Di dalam hal pilpres 2014, ada rilis hasil perhitungan cepat berdasar form C1, yang berarti bukan Quick Count, tapi Real Count. Coba baca di sini Apapun itu, yang penting kita harus sabar menunggu resmi KPU tgl 22 Juli 2014. Atau menunggu hasil keputusan MK jika KPU digugat. Jika kalah, jangan bilang "saya dicurangi". Ayo jadikan Indonesia Hebat, Indonesia Bangkit, Indonesia Macan Asia.