Lihat ke Halaman Asli

Amila Suri

Be smart Reader

Isu-Isu Politik Konspirasi dalam Pendemi Covid-19

Diperbarui: 12 Agustus 2020   08:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Banyak orang yang mempercayai bahwa virus corona hanyalah buatan untuk mengambil suatu ke untungan tertentu. Konspirasi yang hanya di yakini oleh warga dunia salah satu nya adalah bahwa virus corona ini beasal dari labolatorium Wuhan untuk di jadikan sebagai senjata biologis. Sementara teori lain menyatakan bahwa pendemi ini di buat oleh Bill Gates dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Ilmuan bernama Dr Judi Mikovits yang menyatakan bahwa pendemi virus corona di buat oleh perusahaan farmasi besar. Selain itu ada teori lain yang menyebutkan bahwa virus corona hanya sebagai permainan politik saja.
Terlepas dari semua itu, para peneliti ikut menanggapi hal tersebut seperti halnya yang dilakukan oleh peneliti virus dari Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, dr. Rizalinda Syahril yang menyatakan bahwa belum ada bukti untuk hal ini. Sementara itu dia menjelaskan bahwa virus corona sudah ada sejak tahun 1965. Saat itu virus menginfeksi hewan mamalia dan juga burung dan memunculkan gejala enteritis pada sapid an babi.


Gejala ini mencakup pendarahan, demam, muntah hingga keluarnya cairan seperti lender dan rectum dan menyebabkan infeksi saluran pernafasan pada ayam  dan manusia. Virus menyebar ke berbagai wilayah, Asia, Amerika, Eropa disebabkan transmisinya tidak bias di hentikan akhirnya mengenai banyak daerah, sementara itu untuk virus corona baru yang di namai SARS-CoV-2 ini, kemungkinan mengalami evolusi sehingga virus ini bertahan melawan seleksi alam, maka justru akan menimbulkan penyakit. Maka dari itu banyak korban yang jatuh karena covid-19 ini juga disebabkan karena massif nya transmisi dari satu orang ke orang lain. Oleh karena itu, hingga kini pemerintah selalu memberikan imbauan untuk warga bias menjaga jarak social dengan orang lain.


Satu teori konspirasi menyebut bahwa virus ini adalah senjata biologis yang di rekayasa oleh Badan Intelijen Pusat (CIA) Amerika Serikat sebagai cara untuk perang Melawan Cina. Sementara teori lain yakin bahwa pemerintah Inggris dan Amerika Serikat memperkenalkan virus ini sebagai cara untuk menghasilkan uang dari Vaksin. Meskipun banyak dari teori konspirasi tanpaknya di buat-buat, keyakinan banhwa kekuatan jahat sedang melakukan sebuah rencana rahasia tersebar luas di setiap masyarakat dan seringkali ini berhubungan dengan kesehatan.


Penelitian menunjukkan bahwa teori konspirasi memiliki kecenderungan untuk muncul berkaitan dengan saat saat krisis dalam masyarakat seperti serangan teroris, perubahan politik yang cepat, atau krisis ekonomi. Teori konspirasi berkembang dalam masa penuh ketidakpastian dan ancaman, saat kita mencoba memahami dunia yang kacau. Ini adalah kondisi yang sama yang dihasilkan oleh wabah virus corona yang menjelaskan penyebaran teori konspirasi yang berkaitan dengan SARS-CoV-2. Kondisi serupa terjadi saat terjadi virus Zika pada tahun 2015-2016. Teori konspirasi virus Zika pada saat itu mengatakan bahwa virus Zika adalah  senjata biologis alih alih kejadian alami. Penelitian yang menelusuri komentar di Reddit selama wabah virus Zika, menemukan pembicaraan konspirasi muncul sebagai cara bagi orang untuk mengatasi ketidakpastian ekstrim yang mereka rasakan terkait Zika.


Petugas kesehatan menyemprotkan disinfektan sebagai tindakan pencegahan terhadap penyebaran SARS-CoV-2 di Thailand. EPA-EFE/RungrojnYongrit kepercayaan pada saran-saran pada professional dan organisasi kesehatan adalah sumber daya penting untuk menghadapi krisis kesehatan. Namun, orang-orang yang percaya pada teori konspirasi umum tidak mempercayai kelompok yang mereka anggap kuat, termasuk manager, politikus, perusahaan obat . jika orang tidak percaya, mereka cenderung tidak mengikuti saran  medis. Para peneliti telah menunjukkan bahwa teori konspirasi medis lebih kecil kemungkinan mendapat vaksinasi atau menggunakan antibodiotik  dan lebih cenderung mengkonsusmsi suplemen herbal atau vitamin. Ditambah, mereka lebih cenderung mengatakan mereka akan mempercayai saran medis dari nonprofessional seperti teman dan keluarga. Melihat temu-temuan ini orang orang yang mendukung teori konspirasi tentang SARS-CoV-2 mungkin cenderung untuk tidak mengikuti saran kesehatan seperti sering mencuci tangan dengan pembersih berbahan alcohol atau sabun, atau mengisolasi diri setelah mengunjungi daerah beresiko. Sebaliknya, orang-orang ini mungkin lebih cenderung  memiliki sifat negative terhadap prilaku pencegahan atau menggunakan alternative berbahaya sebagai cara pengobatan. Ini akan meningkatkan kemungkinan penyebaran virus dan menempatkan lebih banyak orang dalam bahaya. Kita sudah bisa melihat “pendekatan penyembuhan alternatif’ bermunculan beberapa di antaranya sangat berbahaya . promotor teori konspirasi Qanon yang sangat popular. Misalnya, mengatakan bahwa virus ini di rancang oleh apa yang di sebut “deep state( Pemerintah bayangan)” dan mengklaim virus dapat di tangkal dengan minum pemutih baju. Penyebaran teori konspirasi medis juga dapat memiliki konsekuensi parah bagi bagian masyarakat lain. Misalnya, selama wabah hitam (Black Death) di Eropa pada abad ke-14, orang yahudi di jadikan kambing hitam pendemi.


Teori konspirasi ini menyebabkan serangan kekerasan dan pembantaian komunitas yahudi di seluruh Eropa. Wabah Covid-19 telah menyebabkan peningkatan serangan rasis di seluruh dunia yang di targetkan pada orang yang di anggap sebagai orang Asia Timur. Namun, mengintervensi dan menghentikan penyebaran teori konspirasi bisa di lakukan. Penelitian menunjukkan bahwa kampanye mempromosikan bantahan terhadap teori konspirasi medis cenderung memiliki beberapa keberhasilan dalam mengubah dari keyakinan konspirasi.
Permainan seperti Bad News, yang menawarkan kesempatan orang berperan sebagai produser berita palsu, telah terbukti meningkatkan kemampuan orang untuk melihat dan menolak informasi yang salah. Teori-teori ini tidak hanya dapat mempengaruhi pilihan kesehatan orang, mereka dapat mengganggu cara berbagai kelompok yang berbeda saling berhubungan serta meningkatkan permusuhan dan kekerasan terhadap mereka yang di anggap “bersekongkol”. Jadi, selain bertindak untuk memerangi penyebaran virus, pemerintah juga harus bertindak untuk menghentikan kesalahan informasi dan teori konspirasi yang berkaitan dengan virus agar tidak lepas kendali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline