Lihat ke Halaman Asli

Segelas Kopi dan Buku Bacaan

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: Moh. Amir

Sebuah kata "seruput" menjemptku terbang bersama keindahan, sebab layang-layang terlalu sombong untuk sekedar menegur bercumbu denganku. aku duduk, diatas bangku yang menggelikan, dipenuhi tikus dan kecoak berkeliaran, membawa keangkuhan yang terlihat dari cara mereka memanifestasikan dengan badan.

aku, mahasiswa, segelas kopi hitam dan buku bacaan. mereka adalah bagian dari kehidupan, satu sama lain saling menyahut untuk sekedar bertengger di taman dan memenuhi rangkaian seri, pararel, atau pun gabungan dari keduanya demi memeriahkan kehidupan. ku ingat gelak tawa temanku, memekak telinga ditengah kebisingan dan kesemerautan hidup. lalu ia berkata: "kenyamanan bukan dicari, tapi diciptakan".

terhentakku didataran tak berpijak, dulu aku, ingin melihat semut meruntuhkan bangunan. hanya sebuah angan kesia-siaan, sempat kutemukan pesan "suatu saat kamu perlu untuk tidak memikirkan kesuksesan dan kegagalan, jangan pernah hal itu mengganggu dirimu" Anton Jacob.

lagi-lagi, perlahan aku tertampar, lepas tak bertepi, imajinasiku mengalir bersama hasrat jiwaku, keningku mengkerut dengan bibir yang sedikit sumringah. dalam hati, aku berbisik " kemungkinan hanyalah segelas kopi dan buku bacaan ini, yang akan menghantarkanku dari tengah lautan ke pulau itu" dan diatas semuanya hanyalah Tuhan dan Tuhan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline