Di kalangan akademis menulis Jurnal merupakan keharusan. Lepas dari sebuah kewajiban administrasi seorang Dosen sebagai laporan dalam BKD/LKD. Dan utamanya pada masa kuliah untuk meraih gelar akademis magister dan doktoral atau mencapai posisi Guru besar.
Penelitian yang kemudian hasilnya dituangkan dalam Jurnal, adalah bagian dari Tridarma Pendidikan Tinggi, disamping Pengajaran dan Pengabdian Masyarakat. Saya sangat mendukung dan setuju dengan adanya Darma bidang penelitian sebagai bagian bentuk kerja intelektual para akademisi yang memiliki pakemnya sendiri. Proses penelitian hingga menjadi hasil adalah ranah para akademisi. Mempopulerkan hasil Penelitian yang panjang, rumit dan penuh dengan standard Metode Penelitian dan Penulisan Ilmiah kemudian di ringkas dalam Jurnal ilmiah.
Apa fungsi Jurnal bagi masyarakat akademik ? Jurnal dapat dijadikan salah satu ukuran perkembangan ilmu pengetahuan. Jurnal dapat digunakan sebagai media curah gagasan dalam inovation dan invention. Jurnal memungkin hasil penelitian diakses ke masyarakat akademis yang mendunia.
Pertanyaan ketiga saya yang menggelitik adalah, media apa setelah Jurnal ilmiah yang dapat digunakan untuk mensosialisasikan hasil pemikiran - penelitian - kepada masyarakat awam, yang notabene jumlahnya masih kurang. Sebelum saya uraikan pemikiran saya lebih lanjut saya menyimpang sedikit. Ke bidang pengabdian masyarakat.
Dalam pandangan, pengamatan dan pemahaman saya, sejauh ini Pengabdian masyarakat adalah kegiatan nyata yang dilakukan di tengah masyarakat yang sesuai dengan bidang keilmuan.Dan ini sejalan dengan bidang penelitian.
Tetapi saya melihat ada missing link diantara penelitian dan pengabdian yang seharusnya justru menjadi hal penting bagi upaya membumikan ilmu untuk masyarakat awam.Dalam pemikiran saya seharusnya, setelah penelitian dan jurnal maka - buku dan artikel ilmiah populer - harus menjadi bagian dari kerja seorang Dosen utamanya yang telah menyelesaikan doktoralnya.
Jadi urutan yang baik bisa dilakukan mulai dari penelitian kemudian ke dalam jurnal, dua kegiatan ini masih di dalam pagar akademis. Maka ketika kita akan melompat keluar pagar akademis maka buku dan artikel populer adalah bagian dari upaya menyiapkan masyarakat awam untuk mendapatkan berkah kebaikan dari ilmu yang ada.
Pengabdian masyarakat bukanlah kegiatan parsial dan insidentil. Tetapi sebuah kegiatan yang terencana dan terstruktur. Buku yang dihasilkan dari penelitian atau jurnal bisa menjadi pegangan bagi masyarakat untuk mandiri dalam perkembangan selanjutnya. Apakah cukup jika kita hanya datang satu kali dalam seminar " Selamatkan Bumi, Air dan Udara di Indonesia " di sebuah Desa ? Setelah itu masyarakat tidak mendapat satu pegangan apapun. Alangkah cantiknya misalnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa polusi dan sampah di Indonesia sudah mencapai ambang batas berbahaya. Kemudian ditemukan bagaimana penanganan atau tindakan prefentif yang bisa dilakukan, dimuat dijurnal.
Kemudian muncul dalam buku saku, "Sayangi Bumi, Air dan Udara di Indonesia" yang berisi langkah prefentif dalam penanganan alam.
Media sosial, dapat menampung artikel ilmiah populer sebagai tanggung jawab bersama. Satu penelitian bisa menghasikan banyak buku dan banyak artikel. Ketika kita meninggalkan masa Pengabdian Masyarakat maka " buku" dan "artikel yang tersebar" menjadi panduan bagi mereka untuk terus mengembangkan diri.
Jika step-step ini dilakukan. Maka kemungkinan besar orang akan ngeri-ngeri sedap untuk melakukan pencurian ide atau gagasan - plagiat - sebab ide harus terimplementasi nyata yang bisa diakses masyarakat.
Jurnal Ilmiah Penting, tapi tak cukup untuk mencerdaskan masyarakat awam yang jumlahnya jauh lebih banyak dan membutuhkan akses bahasa yang mudah dipahami. Tugas Dosen dan ilmuwanlah yang menyederhanakan hal rumit menjadi mudah.