Awal tahun 90-an pertama kalinya saya memakai jilbab, saya ingat waktu itu masih kelas 1 SMA. Di sekolah saya waktu itu terhitung hanya 3 orang yang berjilbab termasuk saya. Tidak banyak memang, karena pada jaman itu larangan memakai jilbab di sekolah umum sempat diberlakukan oleh pemerintah orde baru sampai kurun waktu tahun 80-an akhir. Hanya sekolah-sekolah agama dan pesantren yang siswanya memakai jilbab. Kesan yang terlihat, perempuan berjilbab waktu itu kolot, kampungan dan nggak trendi. Makanya jilbab kurang populer di kalangan remaja, dan hanya dipakai oleh ibu-ibu untuk pengajian. Itupun hanya berupa kerudung yang hanya menutupi bagian kepala.
Alasan saya waktu itu memakai jilbab karena ingin praktis kalau pergi ke sekolah. Sebelum pakai jilbab, pagi hari sebelum beangkat sekolah menjadi waktu yang paling menyebalkan. Menata rambut akan memakan waktu paling lama, maklumlah ABG, jadi penampilan adalah hal yang sangat penting. Rambut dikuncir, dikepang, atau dijepit sampai kadang kalau mentok ya cuma disisir saja karena waktu sudah mepet pokoknya nggak praktis banget deh. Nah, karena itu saya jadi berpikir enaknya kalau pakai jilbab, nggak capek ngotak atik rambut dan nggak bikin pegel. Hehehe....
Saat ini, jilbab menjadi semacam tren mode yang layak diupdate. Pemakai jilbab semakin banyak dari tahun ke tahun. Orang tidak lagi menganggap jilbab kampungan dan kolot. Dari jilbab dengan model sederhana dan praktis sampai model jilbab rumit dengan melibatkan stylist. Pemakai jilbab dari kalangan public figur semakin memotivasi orang untuk berjilbab.
Entah terdorong karena trend saja atau memang karena kewajiban sebagai muslim saya menilai perkembangan ini sangat menggembirakan karena banyak orang saat ini tak sungkan lagi memakai jilbab. Menjawab kebutuhan orang akan busana muslim dan jilbab yang trendi maka semakin banyak perancang busana muslim bermunculan. Kalau saya pribadi suka pakai jilbab yang klasik, karena memang nggak percaya diri kalau pakai yang modelnya aneh-aneh hehe...
Model jilbab semakin beragam, dan muslimah Indonesialah juaranya dalam hal kreatifitas. Sebagian orang menganggap model jilbab saat ini jauh dari syar'i . Tapi saya tak sedang membahas tentang syar'i tidaknya jilbab ala Indonesia ini karena memang bukan kapasitas saya. Saya hanya ingin membandingkan gaya berbusana dan berjilbab wanita muslimah di beberapa negara. Jadi dari sini kita akan bisa menilai dan memilih mana yang paling pas dan nyaman buat kita.
Ini dia beragam gaya jilbab di beberapa negara :
1. Turki
Saat berkunjung ke Turki Mei lalu, saya terkesan dengan gaya berbusana wanita Turki, sangat sederhana namun mereka terlihat anggun. Dengan coat panjang simple dipadu dengan jilbab pendek bermotif. Gaya busana mereka sangat khas, ditunjang wajah paduan Arab & Eropa yang cantik.
[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="(albawaba.com)"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Gaya busana wanita Turki (hijabstyle.co.uk)"]
[/caption] 2. Mesir
Di Mesir, gaya busana muslimahnya tergolong beragam, dari yang bercadar sampai yang jilbabnya trendi sangat mudah kita temukan. Namun secara umum, gaya berjilbab mereka cukup khas yaitu dengan memakai pashmina atau selendang panjang kemudian dililitkan dan sisa kerudungnya dibiarkan menjuntai. Busananya berupa 1 piece (abaya) tapi anak-anak muda biasanya memakai 2 piece (blus dengan celana atau rok).
[caption id="" align="aligncenter" width="342" caption="Egyptian style (fametrend.info)"][/caption] 3. Malaysia