Lihat ke Halaman Asli

Amidi

TERVERIFIKASI

bidang Ekonomi

Meluruskan Penyebutan Istilah "Modal Dengkul" Bertolak dari Pengalaman

Diperbarui: 22 Oktober 2024   20:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pekerjaan "Modal Dengkul" (Sumber gambar: Pexels/RDNE Stock project)

Oleh Amidi

Untuk memulai suatu unit bisnis, mutlak dibutuhkan modal. Berdasarkan sifatnya, ada modal tetap dan ada modal lancar. Sekecil apa pun skala bisnis yang akan kita lakukan, tetap dibutuhkan modal, walaupun jumlahnya relatif kecil.

Modal yang dibutuhkan dalam membuka dan atau memulai suatu unit bisnis, tergantung dari skala unit bisnis yang kita lakoni itu sendiri. Jika kita ingin membuka usaha skala kecil-kecilan, modal yang dibutuhkan pun relatif kecil. Jika kita ingin membuka unit bisnis skala besar, modal yang dibutuhkan pun lumayan besar.

Seperti bila kita ingin membuka unit bisnis dengan sistem "franchise" atau "waralaba", biasanya sudah ditentukan. Misalnya, kita ingin membuka unit bisnis ritel modern yang menggunakan suatu merek atau brand tertentu, paling tidak kita membutuhkan modal disetor dalam hitungan angka ratusan juta rupiah.

Modal Dengkul?

Dalam perbincangan sehari-hari di kalangan anak negeri ini, masalah modal ini, sering kita dengar dengan sebutan istilah modal dengkul. Pada umumnya di kalangan anak negeri ini, istilah modal dengkul secara bebas sering diartikan "tidak ber-modal" atau "modal ala kadarnya".

Ada ujaran anak muda, wajar "gaes" kalau unit bisnis lo tidak berkembang, lo hanya mengandalkan modal dengkul sih.

Maksudnya, dalam menjalankan unit bisnisnya, seseorang hanya bermodal ala kadarnya. Bermodal apa adanya, sehingga wajar, kalau unit bisnisnya jalan ditempat alias sulit berkembang.

Dalam artian, seseorang yang membuka unit bisnis tidak menggunakan modal sebagai mana lazimnya seseorang membuka suatu unit bisnis. Mereka membutuhkan modal hanya ala kadarnya, peralatan seadanya, kemampuan seadanya dan atau "mengompreng" dengan unit bisnis orang lain.

Dalam suatu tinjauan pustaka "modal dengkul" dapat diartikan tidak berupa modal fisik, seperti uang, peralatan, dan lainnya untuk dijadikan modal, kecuali tenaga orang itu sendiri, dalam pengertian "tenaga fisik", juga dalam pengertian keterampilan atau gabungan keduanya. Modal dengkul juga bisa diartikan sebagai semangat yang merupakan sumber daya penting. (digilib.unila.ac.id).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline