Oleh Amidi
Dengan semakin banyaknya jumlah pengangguran, maka semakin sulit calon pencari kerja untuk memperoleh pekerjaan. Sudah melamar ke sana ke mari, kesempatan kerja pun belum didapatkan.
Jumlah pengangguran, secara umum tren-nya terus meningkat, apalagi bila dihubungkan dengan setiap tahun bahkan terkadang berkali-kali Perguruan Tinggi (PT) me-wisuda tamatan-nya, sehingga pengangguran terdidik ini terus bertambah.
Modus Penipuan dan Kejahatan.
Seiring dengan meningkatnya jumlah pencari kerja, semakin banyak persoalan yang dihadapi dalam dunia pencari kerjar. Ada yang di tipu, ada yang di buli, ada yang kena tindakan kejahatan, tindakan pelecehan, tindakan tidak manusiawi dan kejahatan lainnya.
Sebetulnya, penipuan dan atau kejahatan terhadap pencari kerja ini, bukan barang baru, bukan fenomena baru, bukan tindakan baru-baru ini saja, tetapi ia sudah merupakan "lagu lama yang terus mengalun".
Di sitir oleh kompas.id, 06 September 2024, bahwa dunia tipu-menipu dalam lowongan kerja palsu makin marak. Diberitakan bahwa komplotan penipu menyusup dalam dunia lowongan kerja. Berbagai jebakan mereka siapkan untuk memperdaya, hingga memungut uang para pencari kerja.
Misalnya di salah satu Kota Besar diberikatakan bahwa ada seorang yang melamar kerja, dimintah sejumlah uang berkali-kali, namun dalam penantian, ia tidak dipanggil kerja, dengan kata lain, ia tidak dipekerjakan, walaupun sudah memberi uang sebagai syarat ini dan itu tersebut. (Inanews.co,id, 21 Juli 2020).
Kemudian jauh sebelumnya, pernah kita dengar bahwa ada sesorang yang mau melamar menjadi peserta salah satu acara televisi dalam rangka pencarian bakat untuk menjadi "penyanyi", pelamar ada yang kena buli, ada yang kena perbuatan tidak manusia, tidak etis, menganggakangi kehormatan, dilecehkan dan lainnya. Padahal itu bukan lowongan kerja sebagaimana lazim --nya lowongan kerja permanen yang menjamin pelamar untuk bertahan hidup.
Mengapa mereka sampai bisa diperlakukan seperti itu?, karena suatu yang diburu mereka, walaupun hanya untuk menempa diri, membangkitkan bakat, namum, mereka paham betul bahwa apa yang mereka buru tersebut akan mendatangkan cuan yang tidak kecil, apabila mereka sukses. Bukti sudah mereka saksikan sendiri pendahulu-nya yang sukses, mereka mendaptkan cuan dan hadiah serta akan bisa manggung ke sana ke mari yang nota bene akan mendatangkan cuan.
Selanjutnya, tidak sedikit pula pelamar kerja, ditipu dengan gaya atau modus seakan-akan pemalar kerja dipanggil untuk mengikuti tes pada perusahaan yang di lamar pelamar kerja tersebut. Namun, tes nya dilakukan di suatu tempat atau di suatu kota yang jauh dari kota tempat pemalar kerja bermukim.
Berdasarkan pengalaman, ada salah satu pelamar kerja di Kota yang terkenal dengan sebutan "sriwijaya" atau "kota dagang" atau "kota pempek", ia melamar salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang pembangunan infrastruktur yang bergengsi. Pada suatu saat ia mendapat surat panggilan tes, namun tes itu akan di lakukan di Kota Pariwisata di negeri ini yang sudah dikenal dunia. Dalam surat penaggilan tes tersebut yang bersangkutan di minta membayar sejumlah uang untuk membeli tiket dan mebayar akomodasi, yang langsung dibayarkan (via transfer) kepada panitia yang identitas-nya tertera pada surat pemanggilan tersebut.