Lihat ke Halaman Asli

Amidi

TERVERIFIKASI

bidang Ekonomi

Mencermati Survei BI: Uang Masyarakat Miskin Habis untuk Cicilan

Diperbarui: 12 September 2024   13:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ILUSTRASI: Uang Masyarakat Miskin Habis untuk Cicilan. (Dok. Canva via Kompas.com)

Hasil survei Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa masyarakat kelompok pengeluaran Rp. 1 juta sampai Rp. 3 juta per bulan menurun pada Agustus 2024, namun pembayaran cicilan untuk  kelompok ini justru naik. (CNN Indonesia).

Rasio pengeluaran untuk cicilan masyarakat kelas (ekonomi) menengah dan bawah ini secara umum terus mengalami kenaikan. Dengan kata lain, sebagian besar dari pendapatan atau penghasilan mereka "terkuras" untuk membayar cicilan.

 

Tiada Hari Tanpa Cicilan.

Bila disimak, di kalangan kelas menengah dan bawah tersebut, sebagian besar mempunyai cicilan. Dengan kata lain, sebagian besar dari mereka membeli dengan cara kredit. 

Pembelian secara kredit tersebut dilakukan mereka, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sekunder-nya saja, seperti membeli kendaraan, rumah, barang elektronik dan lainnya, tetapi untuk memenuhi kebutuhan primer atau untuk membeli barang sandang, seperti pakaian pun terkadang mereka membeli-nya dengan cara kredit. Misalnya, ada pedagang keliling yang menawarkan pakaian kepada emak-emak, yang bisa dibeli dengan kredit.

Lebih miris lagi, bahwa kepala keluarga kelas menengah dan bawah tersebut, memiliki lebih dari dua cicilan, ada yang harus mencicil untuk tiga pembelian barang, ada yang harus mencicil untuk empat pembelian barang dan seterusnya. 

Bagi pegawai/karyawan, terkadang, pada saat akan gajian atau akan menerima gaji,  mereka hanya menerima sebagian kecil dari gaji-nya bahkan ada yang hanya tinggal menanda tangani slip gaji saja, karena jumlah gaji yang harus diterima-nya habis untuk membayar cicilan. Dalam hal ini, terkadang tidak sedikit mereka yang harus "nombok" karena  gaji-nya yang akan diterima-nya tidak mencukupi untuk membayar cicilan.

Fenomena ini sudah melanda kebanyakan anak negeri ini dan bukan terjadi baru-baru ini saja, sehingga tidak berlebihan kalau dikatakan; "tiada hari tanpa cicilan". 

Mereka, terkadang sudah tidak memikirkan atau tidak menghiraukan lagi kalau mereka sebentar lagi akan menerima gaji atau di kalangan mereka ini, sudah tidak kenal lagi tanggal muda dan tanggal tua (sama saja). 

Tanggal muda, suatu istilah tanggal pada saat mereka akan menerima gaji (bebebrapa hari dari tanggal mereka menerima gaji) dan tanggal tua, suatu istilah tanggal mendekati akhir bulan (beberapa hari sebelum berakhirnya bulan).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline