Lihat ke Halaman Asli

Amidi

TERVERIFIKASI

bidang Ekonomi

Antara "Gengsi" dan Keterbatasan Cuan Dalam Memilih Transportasi Umum

Diperbarui: 29 Juni 2024   08:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi-- Penumpang turun dari bus ke stasiun MRT. (Dok MRT Jakarta via Kompas.com)

Oleh Amidi 

Di era serba glamor dan hedonis ini, sehingga aspek gengsi terkadang memegang peranan penting bagi seseorang. Terkadang tidak terasa cuan atau uang "melorot" dari kantong demi gengsi.

Begitu juga sebaliknya, ada seseorang terkadang demi menjaga gengsi atau demi meningkatkan gengsi harus bertarung dengan kondisi keuangan atau cuan yang dimiliki.

Artinya di satu sisi, seseorang tersebut bisa saja lebih mengedepankan aspek gengsi daripada mempertimbangkan cuan yang dimiliki. Biarlah cuan yang dikeluarkan besar, asal aspek gengsi bisa dipertahankan. 

Di sisi lain, ada seseorang yang tidak menghiraukan aspek gengsi, yang penting cuan yang dikeluarkan sedikit, kebutuhannya dapat terpenuhi. Baginya aspek gengsi tidak dihiraukannya, biarlah dicemooh, biarkan di ejek, yang penting dalam memenuhi kebutuhannya cuan yang dikeluarkannya seminimal mungkin.

Beberapa Fenomena.

Tulisan ini membatasi aspek gengsi dalam menggunakan transportasi umum, fenomena menggunakan transportasi umum akhir-akhir ini intensitasnya terus meningkat, selain pertimbangan "macet", juga pertimbangan menghemat pengeluaran dalam menggunakan jasa transportasi umum tersebut.

Ada yang menggunakan sarana transportasi umum hanya mengedepankan "pertimbangan" yang penting sampai ditempat tujuan (kantor atau tempat kerja atau tempat yang dituju lainnya) tidak peduli jenis sarana transportasi umum yang digunakannya apakah mewah apakah bergengsi atau tidak. Ada yang menggunakan sarana transportasi umum justru lebih mengedepankan aspek gengsi nya, walaupun cuan yang dimilikinya terbatas.

Bila dicermati, saat ini, anak negeri ini sudah disuguhkan berbagai pilihan transportasi umum, ada taksi konvensional, ada taksi online, ada ojek konvensional, ada ojek online, ada bus umum yang diusahakan oleh Badan Usaha Milik Pemerintah Daerah, seperti di Palembang namanya Trans Musi, di Jakarta TransJakarta dan ada bus yang diushakan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni Perum Damri.

Saat ini transportasi umum konvensional pun masih bertahan, walaupun makin maraknya transportasi umum online. Transportasi konvensional yang masih bertahan, seperti "Blue Bird", Damri, dan lainnya.

Taksi online pun saat ini sudah banyak yang mengusahakannya. Ada GoCar yang merupakan layanan transportasi dari PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). GoCar berasal dari kata "Gojek" dan "Car". Ada layanan transportasi dari Grab, ada layanan transportasi Maxim, ada layanan transportasi In-Drive dan mungkin kedepan ada lagi layanan transportasi umum lainnya sesuai dengan perkembangan yang ada. 

Nilai atau Rasa Gengsi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline